Ingin berterima kasih pada orang-orang yang setia mengawal cerita ini🧡
🚫ADEGAN TIDAK TERPUJI DALAM CERITA INI TIDAK BOLEH DITIRU!
Jangan lupa vote🧡
Selamat membaca🧡
••••
Abian hendak menuju kelasnya yang berada di lantai tiga. Saat mulai menaiki anak tangga, ada tiga orang lelaki dengan perawakan tinggi yang berjalan turun di tangga yang sama sambil tertawa-tawa.
Ia mengenal lelaki itu, namanya tak asing karena hobinya adalah merundung murid-murid di sini. Lagipula Abian juga tidak peduli pada para pembuat onar seperti mereka. Ia hanya ingin fokus belajar saja seperti keinginan bi Leni.
Abian berpapasan dengan ketiga orang itu tanpa ada keinginan menatapnya. Tanpa lelaki itu tahu, salah satu dari mereka merasa bahwa Abian terkesan belagu dan menantang karena dengan berani melewati mereka begitu saja.
Salah satu orang itu adalah Aland Jarvis Emanuel, yang katanya pemimpin dari teman-temannya. Ia merasa kesal pada Abian karena biasanya murid kelas 10 seperti anak itu menyapa Aland sambil tersenyum takut. Sialnya yang dilakukan Abian malah sebaliknya. Ia tanpa takut melewati mereka seakan Aland tak mempunyai nama di tempat ini.
Tinggal beberapa anak tangga lagi untuk Aland turun ke lantai bawah, tetapi ia memilih untuk mengurungkan niat tersebut, yang dilakukannya justru berbalik badan lalu memanggil Abian.
"Woy belagu!" panggilnya lantang pada Abian.
Abian yang dipanggil seperti itu tidak menoleh sama sekali karena tidak merasa bahwa panggilan itu mengarah padanya. Ia terus berjalan sampai tiba-tiba seseorang menghampirinya dan menarik paksa tangannya menuju ke lantai bawah.
Saat berada di koridor bawah bersama Aland dan kedua temannya di bagian yang sepi, ia langsung menghempaskan tangan salah satu lelaki yang menariknya tadi dengan paksa.
"Widih, berani juga lo," ucap Jerry yang menarik Abian tadi atas suruhan Aland. Lelaki itu tertawa meledek saat Abian melepaskan cekalan Jerry dari lengannya.
Abian hanya menatapnya, masih tak mengerti tujuan mereka menariknya ke sini.
"Masih kelas sepuluh ngga usah banyak gaya," peringat Aland pada Abian.
Abian mengernyit. Benar-benar tidak mengerti maksud perkataan kakak kelasnya itu. "Banyak gaya?"
"Dangkal banget otak nih anak," sahut Theo, satu orang lainnya dari kedua orang itu.
Jerry terkekeh, "Panteslah otak dangkal, orang cuman anak pembantu," ledeknya membuat Aland dan Theo tertawa.
Abian menatap tiga orang yang tertawa di depan matanya. Mereka tidak tahu apapun, tapi dengan mudahnya meledek manusia lain. Sangat tidak pantas.
Memangnya, jika Abian adalah anak dari seorang pembantu, apa masalahnya dengan mereka? Apakah pantas Abian direndahkan hanya karena terlahir dari rahim seorang ibu yang tidak memiliki jabatan tinggi?
Lagipula, apa yang dikatakan Jerry itu salah. Ibu Abian sudah meninggal dan mereka hanya termakan omongan Elang yang mengatakan bahwa Abian adalah anak dari pembantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Luka Atharrazka
Teen FictionAbian Atharrazka. Anak yang dipaksa menerima karma dari perbuatan dosa ibu kandungnya. Kekerasan, caci maki, serta banyak hal keji selalu mengelilingi langkah hidupnya. Dia, seolah terlahir hanya untuk menerima rasa sakit. Kakinya sudah tertatih le...