02. who is fael?

111 18 0
                                    

Aku sudah selesai mengobati luka yang ada dilengan kanan nazera, aku berharap lukanya segera sembuh.

aku tidak tau mengapa tangannya bisa seperti itu tetapi aku berharap dirinya baik-baik saja.

aku merapikan beberapa kotoran bekas kapas dan plester lalu aku menatapnya sekilas.

nazera melamun dan dirinya tidak sadar bahwa aku sudah selesai mengobatinya.

" nazera... " panggilku mengoyangkan pelan lengan kirinya.

" eh " dia tersadar lalu melihatku dan mengalihkan pandangan segera.

entah aku salah lihat atau gimana, aku melihat pipinya merah seperti malu atau dia gak enak badan.

aku menempelkan telapak tanganku ke dahinya membuat ia kaget.

" a..apaa?" tanyanya bingung sehingga gugup.

" gak panas tapi pipimu merah " ucapku

aku melihatnya berdiri lalu berdiri membelakangiku " kalau sudah selesai, kamu bisa pergi " ucapnya seperti mengusirku.

ia menyembunyikan pipi merahnya dariku dengan membelakangiku bahkan mengusirku, menurutku dia terlihat menggemaskan sekarang.

" oh jadi gua diusir "

" bukan begitu maksudku a..aku mau istirahat " ucapnya

aku menarik pelan lengannya agar dia duduk dikasur lalu memegang pundaknya dan membalikan badan agar menhadap ke diriku.

" nazee...kalau orang lagi bicara harus menhadap orangnya jangan membelakangi " ucapku, aku melihat pipi merah menggemaskan di pipi chubbynya.

sangat lucu

" nazee paham?" tanyaku dan ia mengangguk lalu mengalihkan pandangan, aku tidak tau mengapa dirinya tidak mau menatapku.

apa ada yang salah dengan wajahku, aku melihat cermin dan melihat wajahku yang baik-baik saja.

" maaf " ucapnya pelan tetapi aku mendengarnya.

" maaf untuk apa?" tanyaku bingung kenapa dirinya tiba-tiba minta maaf.

" aku tidak ada maksud mengusirmu " ucapnya dan sekarang ia menatapku.

aku mengangguk padahal aku hanya bercanda mengucapkan kata usir.

aku berdiri lalu menyuruh dirinya untuk tiduran dan dia sangat menurut.

" sekarang naze tiduran yaa "

aku menarik selimut lalu menutup tubuh mungilnya. aku melihat poninya yang berantakan jadi aku merapikannya.

" sekarang naze istirahat, besok pagi kita berangkat bareng " ucapku lalu menegakan badan dan hendak berbalik tetapi aku merasa ada tangan yang menahanku.

" jangan turunin aku didepan sekolah, tapi turunin aku didepan pagar utama " ucapnya, jarak antara sekolah dan pagar utama sangat jauh.

sekolahnya memasuki kompleks dan naze meminta untuk diturunkan di pagar tempat satpam kompleks.

sangat jauh dan dirinya tidak munkin menyuruh naze berjalan.

" kenapa begitu?"

" gapapa el, kalau kamu gamau aku bisa berangkat naik taksi " ucapnya melepaskan tangannya yang menahanku.

aku duduk lalu melihat wajahnya, ia mengalihkan pandangan dan menatap ke langit kamar.

" beritau alasannya "

aku ingin tau mengapa dirinya ingin diturunkan didepan pagar utama bukan disekolah.

" aku sudah terbiasa seperti itu setiap hari " ucapnya, aku melihat raut wajahnya yang menunjukan kebohongan.

𝐌𝐲 𝐁𝐚𝐝 𝐆𝐢𝐫𝐥𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 || 𝐊𝐢𝐦𝐙𝐡𝐮𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang