23. problem

54 5 0
                                    

Aku berjalan menuju kelas bersama nazera, tatapan orang-orang mengarah kearahku yang sedang berjalan dengan nazera sembari berbisik-bisik.

" si culun kok bisa sama fael ya "

" biasanya fael sama runa tapi semenjak culun deket-deket sama fael, runa dilupain "

" pelakor gak si?"

aku menhela nafas lalu menatap nazera yang berjalan lebih cepat, aku tau pasti dia merasa tidak nyaman karena ucapan para sampah.

" hei.. " aku menhampiri salah satu siswi yang membicarakanku dan nazera.

" a...apa kak?" ucapnya gugup, kalau masih gugup berbicara jangan berani membicarakan orang lain.

" bicara didepan gue apa yang lu omongin tadi " pintaku dan aku melihat wajah paniknya serta tangan yang gemetar.

" a..aku gaada bicara kak " ucapnya berbohong padahal jelas aku mendengarnya.

" gue gak tuli dan gue denger apa yang kalian omongin " ucapku mendekatkan diri, menatap matanya yang enggan untuk menatapku balik.

" el " aku menoleh menyadari bahwa nazera memanggilku.

" ayo ke kelas " ucapnya dengan tatapan tajam menyuruhku untuk pergi dan tidak meladeni ucapan adik kelas.

" duluan aja " ucapku, aku masih ada urusan.

aku menatap kembali adik kelas yang enggan untuk menatapku karena ketakutan. rasanya aku ingin mendorongnya tetapi tertahan karena tangan mungil nazera yang menarik bajuku.

" pergi el " ucapnya, aku akan memperingatkan adik kelas dilain hari.

sebelum aku memasuki kelas, aku melihat rani yang keluar dari kelas dengan muka takut dan marah. lalu berjalan menuju gudang belakang sekolah.

aku memberhentikan langkahku membuat nazera juga berhenti, dia menatapku dan berkata " jangan macem-macem el, ingat kita kakak kelas "

" biarin aja mereka, aku gamau kamu kena masalah lagi " ucapnya, aku paham maksudnya dia ingin aku lulus dengan baik tanpa ada masalah dan dia masih merasa bahwa kehadirannya membawa dampak buruk bagiku.

aku melepaskan tangannya yang menarik bajuku lalu berjalan lebih dekat " okay, aku biarin mereka "

" kamu masuk aja duluan, aku masih ada urusan " ucapku lalu pergi, aku mendengarnya berteriak memanggil namaku.

" ell! "

aku mengikuti kemana rani pergi, aku melihatnya sedang berbicara dengan seseorang.

" datang ke lapangan sepulang sekolah " suara pria entah siapa pria itu tapi aku melihat seragam yang dipakai pria itu bukan dari sekolah kami.

" gue udah bilang kalau gue udah keluar dari club sampah lo " ucapan rani membuat pria itu marah hingga menarik rambut rani dan dihempaskan begitu saja.

rani tersungkur ditanah karena ulah pria asing itu, siapa dia? beraninya melakukan hal seperti itu ke wanita?

" kita bakal datang " aku berjalan ke arah mereka membuat rani terkejut, terkejut karena ucapanku.

" siapa lo?" tanya pria asing tersebut.

" gue temennya rani, berani lu usik temen gua berarti lu juga usik gue " ucapku lalu mengulurkan tangan untuk rani berdiri.

" el..lo... " rani ingin berbicara sesuatu, aku membungkam mulutnya.

" club basket kan? kita datang, gue juga pengen tau seberapa jago lo " ucapku.

" okay, gue terima " ucap pria asing tersebut mengulurkan tangan seperti berjabat, aku melihat tangan kotor itu bahkan aku tidak akan berjabat dengan tangan kotor pria tersebut

𝐌𝐲 𝐁𝐚𝐝 𝐆𝐢𝐫𝐥𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 || 𝐊𝐢𝐦𝐙𝐡𝐮𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang