38 : 38

307 62 11
                                    

Bola mata berwarna cokelat itu perlahan terbuka begitu menyadari rasa sesak pada dada nya, mata nya mengedarkan sekitar begitu mengingat semua kejadian sebelum ia di bawa kesini.

Tangan dan kaki nya di ikat pada kursi, hingga membuat nya tak bisa memberontak.

“udah bangun princess?” suara Amora memasuki pendengaran Kayshiel begitu gadis itu masuk ke dalam ruangan kumuh ini.

Menatap tajam mata Amora, ternyata wanita sialan ini lagi yang mencari ulah, ketenangan nya selalu di usik, orang-orang bajingan seperti mereka tidak pernah selesai berusaha membunuhnya.

“gimana? Udah siap masuk neraka?” tanya nya yang hanya di balas tatapan tajam yang perlahan menjadi dendam.

Amora yang merasa di acuhkan mendekati Kayshiel lalu menendang gadis itu hingga terjerembab, tawa Amora pecah, tak sampai di situ ia pun menarik rambut Kayshiel agar kembali duduk seperti semula.

“sialan, udah dari lama gue pengen ngelakuin ini sama lo”

Plak

“lo bisu? Apa perlu gue robek mulut lo biar bisa ngomong?”

Kayshiel meludah tepat di muka gadis itu, rasa anyir di mulutnya sudah ia tumpahkan pada perempuan itu.

“anj-”

Tangan Amora sudah terangkat sebelum pintu terbuka dan masuk satu laki-laki, laki-laki yang mampu membuat kehidupan Kayshiel hancur.

“sayang? Ngapain masuk kesini?” tanya Amora begitu melihat Kaiden masuk, cowo itu hanya diam mengambil tempat di samping Amora.

Tangan nya mengangkat dagu Kayshiel hingga wajah itu menatapnya balik, dengan tatapan tajam dan penuh dendam.

Senyum sinis terukir di wajah tampan cowo itu, sebelum tangan nya melayang untuk menampar gadis di depan nya.

Wajah Kayshiel tertoleh ke samping, tak di pungkiri rasa sakit ini tak hanya menyakiti fisiknya, di hati nya, rasa nya lebih menyakitkan.

Bogeman mentah kembali datang pada wajah Kayshiel, tak hanya wajah, perut nya pun tak henti-henti nya di pukuli pria itu.

Amora saja sampai tak menyangka tunangan nya bisa sampai seperti ini, melihat hal itu, Amora memilih keluar ruangan dengan wajah puas.

Kayshiel tersungkur mengeluarkan darah di mulutnya, saat kepala nya di tarik Kaiden, tak sempat ia tahan, air mata nya jatuh begitu saja saat mata nya bertemu dengan pria ini.

Dengan ekspresi datar, air mata gadis itu mengalir dengan begitu deras tanpa henti.

Tak bisa Kayshiel bayangkan, bahwa sosok pria ini adalah Kaiden lima tahun lalu, pria yang mengenalkan nya apa itu kasih sayang sebenarnya.

Bodohnya Kayshiel, pernah mengira bahwa Kaiden menjadi alasan nya untuk hidup.

Namun sekarang,

Pria itu lah yang memegang kehidupan nya, pria itu lah alasan kematian nya.

Dengan mata yang saling beradu, sejenak hanya hening yang melanda.

Dengan bibir bergetar menahan tangis, Kayshiel mengatakan sesuatu, “Ku harap, aku mati karena marah dan sakit hati”

“hingga kamu di hantui rasa penyesalan seumur hidup mu.”

“SIALAN!!”

DOR!

/ <><> \

Sedih ga mencapai target vote nya, padahal banyak yang baca. Sehat-sehat orang yang tau ngehargain karya orang lain🤍

KayshielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang