~Felix Dallas's POV~
Semenjak aku menjemputnya, dia hanya diam sambil memperhatikan jalanan. Ekspresinya terlihat murung. Padahal, beberapa hari lalu, sebelum kembali ke LA, dia terlihat biasa saja. "Apa kau ada masalah?" Kulihat dia kaget karena aku bertanya padanya. Bisa ku perhatikan dari sudut mataku, dia sempat menoleh padaku dengan tatapan yang belum pernah aku lihat. Kalian tahu, Kylie selalu menatapku dengan tatapan sinis dan sebal.
Malah, kemarin dia lumayan menghancurkan hatiku dengan kalimatnya. Tapi, bukan Felix namanya jika menyerah begitu saja. Jujur, aku sendiri bingung dengan keadaanku. Saat seorang gadis menolakku, aku memang tidak akan menyerah. Namun, jika memberikan penolakkan 2 kali, itu artinya aku harus menyerah dan berakhir dengan penyesalan mereka. Mereka menginginkan aku berusaha mendapatkan mereka. Tapi, aku enggan melakukannya karena menurutku itu sangat membuat repot. Kalau dia sudah menolak 2 kali, berarti kesempatan ku sudah habis dan aku malas memperpanjang kesempatanku untuk mendapatkan mereka.
Namun berbeda kali ini, Kylie begitu mampu membuatku berpikir kalau kesempatan yang ku punya untuk mendapatkannya masih banyak. Walau dia benar-benar menolakku lebih kejam dari incaran ku sebelumnya.
"Maaf." Dia memulai pembicaraan. Membuatku bingung sambil fokus menyetir kedepan. Dia mengambil napas. "Aku sudah berbuat kasar padamu."
Kali ini, aku sangat bingung. Jadi, aku putuskan untuk berhenti di pinggir. Tentu karena kami sudah sampai diapartemennya. Setelah mobil berhenti, aku menatap Kylie bingung. "Kau baik-baik saja?" Aku menatapnya ragu. Ini bukan Kylie yang selama ini aku tahu. Dia sangat bersikap tak acuh, sehingga tak mungkin mengeluarkan nada bicara seperti tadi. Kylie menunduk. Lalu menggeleng. Tak lama, isakkan terdengar darinya. Tentu aku dibuat bingung olehnya.
"Hei, ada apa? Kenapa menangis?" Aku menyentuh pundaknya. "Kau sedang ada masalah?"
"Orang tua ku bercerai. Entah, hanya saat bersamamu sekarang, aku bisa melepas emosiku." Dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya. "Maaf, jika ini mengejutkanmu."
Tanpa berpikir panjang, aku menariknya kedalam pelukanku. Daguku bertopang di kepalanya. Tanganku mengelus punggungnya lembut. Dia masih menangis dengan terisak. Oh, ya Tuhan, ini membuat hatiku sakit. Tak tega aku melihatnya menangis. Setelah beberapa menit, akhirnya dia berhenti menangis walau masih sesenggukan. Secara perlahan, dia melepaskan diri dari pelukanku. "Feeling better?" Kylie hanya mengangguk dan tangannya mengusap air matanya.
Keheningan tercipta beberapa saat kemudian. Hanya desahan napas kami berdua dan bunyi klakson kendaraan yang berlalu-lalang. "Felix." Panggilan Kylie membuatku menoleh. "Ya?"
"Bisakah kau tinggal bersamaku malam ini?
Jujur, aku terkejut ketika dia memintaku untuk berada disini malam ini. Tentu, tanpa pikir panjang aku mengangguk. Kylie tersenyum lirih. "Ayo! Kita masak makan malam. Aku yakin kau belum makan." Aku mengajaknya supaya kesedihan pergi sesaat dari wajahnya. Dia mengangguk, dan kami turun. Tentu aku membawakan kopernya.
---------------------------------------------------
Matahari menyinari mataku saat aku terbangun. Kulihat, disebelahku kosong. Tak lama, Kylie masuk dengan pakaian rapi. Aku mengusap wajahku dan sesekali menguap. "Aku sudah siapkan roti bakar untukmu. Karena hanya itu yanh aku bisa."
Aku mengangguk sambil duduk diam diatas tempat tidur. Semalam, kami memang tidur bersama. Dia memintaku untuk menemaninya. Ya, semalaman kami mengobrol tentang segala hal, termasuk diri kami masing-masing. Hingga kami tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dallas Twins [CAMERON DALLAS]
FanfictionKetika dua anak kembar menyukai dua saudara kandung yang membuat ini semua menjadi rumit. Cameron 》 Kendall 》 Felix 》 Kylie 》 Cameron Lalu bagaimana semuanya akan berlalu? Bagaimana mereka melewatinya?