Part 6: Change?

1.2K 63 2
                                    

~Author's POV~

          Kylie hanya duduk di bangku halaman kampus. Dia belum ingin pulang. Dia hanya ingin menyendiri. Setelah kejadian tadi siang, dia tidal fokus melakukan apapun. Yang ada dipikirannya adalah 'Siapa yang Cameron suka?' dan 'Bagaimana mendapatkan Cameron?'.

          Benar-benar tidak bisa hilang. Dia terlalu fokus tentang itu. "Kau..." panggil seseorang yang suaranya sangat dikenal. Agak ragu membedakannya. Suara mereka juga sangat mirip. Kylie mendongak. Dan sedetik itu juga, tubuhnya membeku. Aura dingin itu menyerang. Itu adalah senjatanya.

"Cam?" balas Kylie ragu.

"Tentu." ucap orang itu.

"Ada apa?" balas Kylie.

"Apa kau lihat kakak mu?"

           Lagi-lagi Kendall. Kau tidak lihat disini ada aku? batin Kylie sebal. "Aku harus pergi. Permisi.." ucap Kylie langsung beranjak. Cameron hanya menatapnya bingung. Lalu dia menyusul Kylie dan menahan lengannya. "Lepaskan!" ucap Kylie tegas.

"Ikut aku!" ucap Cameron tegas.

             Cameron menariknya hingga menuju mobil. Kylie tadinya memberontak, tapi akhirnya dia pasrah. Tarikan cowok es batu ini sangatlah kuat. Tanpa mereka sadari, seseorang melihat mereka tanpa senyuman. Dan tak lama, dia segera pergi ketempat yang dia inginkan.

-------------------------------------

"Apa yang membuatmu datang, Felix?" tanya Kendall dari dapur.

           Orang yang dia tanya hanya memamerkan senyumannya. "Hanya ingin datang. Aku bosan." jawab Felix. Kendall hanya memandang heran. "Tumben? Biasanya kau selalu pergi kerumah Matt bersama yang lain?" ucap Kendall yang sudah berada diruang tengah dengan 2 gelas coklat hangat. Dan kemudian, mendaratkan bokongnya di sebelah Felix.

"Mereka sibuk. Matt ada kelas malam ini. Sedangkan anak-anak musik sedang sibuk mengerjakan tugas." jawab Felix.

"Kau tidak dekat dengan Taylor dan Nash?"

"Apa yang kau bicarakan? Kami sangat dekat."

"Kenapa tidak bersama mereka?"

"Kedua bocah tengik itu, sedang mengerjakan tugasnya mungkin? Entahlah, aku tidak peduli."

          Kendall hanya menggelengkan kepalanya. Lalu dia segera menyalakan televisi. Sedangkan Felix, hanya memandangi Kendall dengan serius. "Kenapa kau memandang ku dengan tatapan mengerikan itu?" tanya Kendall tanpa mengalihkan mata dari televisi.

           Felix yang tertangkap basah, hanya salah tingkah dan mengalihkan tatapannya ke arah yang lain. Tak lama, Kendall tertawa. "Ekspresimu menggelikkan sekali, hahaha." ledek Kendall. Felix hanya mendengus melihat Kendall. "Hentikan!" ucap Felix kesal. Kendall berhenti walau dalam dirinya, dia berusaha mati-matian untuk menahannya.

"Ck, aku pergi kalau kau masih tertawa." ucap Felix yang langsung beranjak.

           Kendall langsung berdiri menyusul Felix yang sudah berjalan menuju pintu. "Maaf, maaf, aku hanya bercanda." ucap Kendall dengan menahan lengan Felix. Felix berhenti.

             Lalu menatap Kendall. Mereka saling bertatapan cukup lama. Dan kemudian, Felix mendekati wajahnya dan menutup mata. Begitupun Kendall. Semakin mendekat, hingga hembusan napas terasa dikulit wajah satu sama lain, dan hal itu terjadi. Mereka berciuman. Sangat lama. Dan mereka menikmatinya.

--------------------------------------

               Lelaki itu memasuki kamarnya. San tepat saat itu juga, pintu kamar yang berada diseberangnya terbuka. "Hey, Cam." sapanya. "Sudah selesai?" tanyanya.

Dallas Twins [CAMERON DALLAS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang