~Author's POV~
Kendall dan Cameron sudah berada di apartemen Matt. Dan itu megundang keterkejutan dari semua yang ada disana. Bagaimana bisa mereka bersama? "Bagaimana bisa kalian bersama?" tanya Matt saat Kendall membuat minuman.
Kendall hanya mengangkat kedua bahunya. "It's complicated too explain." jawab Kendall. Matt hanya menatap sahabatnya itu dengan penasaran. "Kau habis menangis. Ada apa?" tanya Matt.
Kendall hanya diam saja. Tidak menjawab. Rasanya, air mata sudah diujung pelupuk matanya lagi saat ini. "Kendall." panggil Matt lagi. "I know the truth, Matt." bisik Kendall dengan menahan tangis.
Sontak, membuat Matt sigap mendekap Kendall peduli. "Sshhhhhh, don't cry!!!" pinta Matt sambil mengusap lembut rambut Kendall.
"Matt, I.... just... just can't." gumam Kendall.
"Aku mengerti. Jangan menangis! Kumohon!"
Butuh waktu beberapa menit sampai akhirnya Kendall tenang. Namun masih dalam posisi yang sama. Tak lama, Cameron datang ke dapur untuk menyusul Kendall karena tak kunjung membawakan minuman. Dia agak terkejut dengan apa yang dia liat.
"Jangan berprasangka, Cam! Perasaannya buruk." gumam Matt pelan.
Kendall langsung melepaskan pelukannya. "Better now." gumam Kendall sambil tersenyum getir. "Apa aku harus membelikan mu es krim lagi?" tanya Cameron tiba-tiba. Kendall menatap Cameron yang tersenyum tipis. Tak lama Kendall terkekeh. "Tidak usah." jawab Kendall tulus.
"Persediaan ku masih banyak di kulkas." tawar Matt kemudian. Yang dibalas kekehan oleh Kendall.
"Aku akan memakannya lain kali." ucap Kendall.
Matt tersenyum, begitu pun Cameron. "Sebaiknya kita kedepan. Coklat panas sudah siap." ucap Kendall sambil menunjuk coklat panas yang mengepul. "Aku akan suka ini, Kendall." ucap Matt yang disambut kekehan Cameron dan Kendall.
"Yang lain sudah menunggu. Ayo!" ajak Cameron.
Lalu mereka langsung menuju ruang tengah. Semuanya sedang berkumpul. Membicarakan masa lalu dan berbagi pengalaman.
"Kendy, bagaimana kabarmu? Sudah lama rasanya aku tidak bertemu denganmu?" tanya Jacob Whitesides.
Kendall menyunggingkan senyuman tipis. "Aku baik. Ya, beberapa project menghiasi hariku. Bagaimana kabarmu sendiri, Jake?" balas Kendall.
"Tour, and tour. Lelah. Kadang, aku menyesal memilih seperti ini dan ingin kuliah bersama kalian disini." balas Jacob.
"Jangan begitu. Kau harus mensyukurinya. Apalagi, kau bersama Mahogany 24 jam non-stop." balas Jack Johnson. Membuat semua orang tertawa.
"Berhentilah menggoda kami. Aku dan Jacob tidak ada hubungan apapun, benarkan, Jacob?" ucap Mahogany dengan kesal.
Jacob hanya tersenyum tipis dan mengangguk lemah. "Mahogany, jangan egois! Kau lihat bagaimana Jacob tadi? Dia kecewa karena kau menganggapnya tidak ada hubungan spesial." celetuk Jack Gilinsky. Membuat yang lain tertawa.
"Jack." gumam Mahogany kesal.
"Aku bisa membacanya. Memang benar dia kecewa padamu." ucap Matt. Lebih ke meledek.
"Hentikan!!" ucap Mahogany sebal.
Kendall hanya terkekeh. "Kalau sampai Jacob menyatakan perasaannya disini, kau mau apa?" tantang JC yang berdiri di penghubung dapur dan ruang tengah. Semua menatap JC, namun sedetik kemudian memandang Mahogany dengan smirk. Kecuali Cameron yang tersenyum biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dallas Twins [CAMERON DALLAS]
FanficKetika dua anak kembar menyukai dua saudara kandung yang membuat ini semua menjadi rumit. Cameron 》 Kendall 》 Felix 》 Kylie 》 Cameron Lalu bagaimana semuanya akan berlalu? Bagaimana mereka melewatinya?