🚈

57 5 0
                                    

Yunho menengadahkan kepalanya, menatap langit gelap yang mulai meneteskan hujan kecil di wajahnya.

"Sepertinya akan hujan, tapi aku tidak bawa payung..." gumamnya pelan. Dia menghela napas panjang, kemudian mempercepat langkahnya menuju halte bus terdekat yang memiliki atap, berusaha menghindari hujan yang semakin deras.

"Ah, aku harusnya menelepon Hongjoong hyung untuk datang—tapi itu akan terlalu merepotkan..." pikir Yunho sambil menggelengkan kepala, menepis idenya sendiri. Dia akhirnya sampai di halte bus, merasa sedikit lega meski pakaiannya sudah basah kuyup.

Halte bus itu sepi, hanya ada satu orang tua yang duduk di sudut, sibuk dengan koran yang sudah agak basah. Yunho duduk di bangku, memandang ke jalan yang mulai sepi karena hujan deras. Ia mencoba mencari hiburan dengan memeriksa ponselnya, tetapi baterainya hampir habis. Dengan perasaan campur aduk, Yunho hanya bisa menghela napas lagi.

Setelah beberapa menit yang terasa seperti berjam-jam, tiba-tiba terdengar suara langkah cepat mendekat. Yunho mengangkat kepalanya dan melihat Hongjoong berlari dengan payung hitam besar. "Yunho! Kamu baik-baik saja?" teriak Hongjoong, mendekat sambil mengatur napas.

Yunho berdiri, terkejut dan senang melihat Hongjoong. "Hyung! Bagaimana kamu tahu aku di sini?" tanyanya dengan mata berbinar.

Hongjoong tersenyum, sedikit basah meski sudah menggunakan payung. "Aku tahu kamu tidak bawa payung, jadi aku coba cari kamu. Kamu biasanya lewat jalan ini, kan?"

Yunho merasa hatinya hangat mendengar perhatian dari Hongjoong. "Terima kasih, hyung. Aku tadi tidak mau merepotkanmu..."

Hongjoong menggeleng sambil memegang bahu Yunho. "Kamu tidak merepotkan. Ayo, kita pulang sekarang sebelum hujannya makin deras."

Dengan satu payung besar yang melindungi mereka, Yunho dan Hongjoong berjalan bersama di bawah hujan. Yunho merasa lebih tenang dengan kehadiran Hongjoong di sampingnya. Mereka berbincang sepanjang jalan, tertawa dan bercerita tentang hari mereka.

"Aku pikir kamu sudah pulang," kata Yunho sambil memperbaiki posisi payung agar mereka berdua tetap kering.

Hongjoong tersenyum, menggenggam erat lengan Yunho. "Aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian di luar seperti ini. Lagipula, kita jarang punya waktu bersama seperti ini."

Yunho mengangguk, merasa bersyukur memiliki teman seperti Hongjoong. "Terima kasih, hyung. Aku sangat menghargainya."

Mereka terus berjalan, menghindari genangan air dan menikmati kebersamaan yang sederhana namun berarti. Meski hujan turun dengan deras, Yunho merasa hatinya hangat. Setiap langkah yang mereka ambil bersama membawa mereka lebih dekat, membuat malam itu menjadi istimewa.

Ketika akhirnya mereka sampai di depan apartemen Yunho, Hongjoong menutup payungnya dan menatap Yunho dengan senyum puas. "Kamu sudah sampai dengan selamat. Istirahat yang cukup, Yunho."

Yunho tersenyum lebar, merasa lebih baik dari sebelumnya. "Kamu juga, hyung. Terima kasih sekali lagi."

Hongjoong mengangguk, mengacak-acak rambut Yunho dengan sayang sebelum pergi. "Anytime, Yunho."

Dengan itu, Yunho masuk ke dalam apartemennya, merasa bersyukur dan bahagia. Malam yang dimulai dengan ketidakpastian dan hujan lebat berubah menjadi kenangan indah karena perhatian dan cinta dari seorang sahabat.

Hatinya terasa lebih hangat, siap menyambut hari esok dengan semangat baru.

Buxom Episode • All × YunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang