Yunho dan Mingi dulu adalah sepasang kekasih yang tak terpisahkan saat kuliah.
Mereka bertemu di klub tari kampus dan langsung merasakan koneksi yang kuat. Yunho adalah penari berbakat dengan gerakan yang lincah dan penuh emosi, sementara Mingi memiliki energi yang tak tertandingi dan selalu mampu membuat suasana menjadi hidup. Mereka berdua sering kali menghabiskan malam bersama, menari hingga fajar menyingsing, dan berjanji untuk selalu bersama.
Namun, di tahun terakhir mereka di kampus, sesuatu terjadi. Mingi tiba-tiba menghilang tanpa jejak, meninggalkan Yunho dengan hati yang hancur dan banyak pertanyaan yang tak terjawab. Yunho berusaha mencari Mingi, namun semua usahanya sia-sia. Akhirnya, Yunho memutuskan untuk fokus pada karirnya sebagai penari profesional, meskipun bayangan Mingi masih selalu ada di pikirannya.
Bertahun-tahun kemudian, Yunho bergabung dengan sebuah perusahaan tari terkenal. Hari pertamanya, dia merasakan campuran antara gugup dan antusias. Dia memasuki ruang latihan dengan harapan baru dan semangat yang membara.
Namun, ketika dia melihat seseorang yang familiar di sana, waktu seakan berhenti.
"Mingi?" Yunho terkejut melihat mantan kekasihnya berdiri di sana, tampak sama tampannya seperti dulu, namun dengan sedikit perubahan dewasa di wajahnya.
Mingi menoleh dan terkejut melihat Yunho. "Yunho? Apa ini benar-benar kamu?" suaranya bergetar dengan emosi yang campur aduk.
Yunho merasa marah dan bingung. "Ke mana saja kamu selama ini? Kenapa kamu pergi begitu saja tanpa kabar?"
Mingi menundukkan kepala, rasa bersalah terpancar di wajahnya. "Aku... Aku punya alasan, Yunho. Tapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk menjelaskannya. Aku tidak pernah bermaksud menyakiti kamu."
"Semua yang terjadi membuatku merasa kamu tidak peduli lagi," kata Yunho dengan nada tajam, mencoba menahan air matanya.
Mingi mendekat, mencoba meraih tangan Yunho. "Yunho, aku masih peduli. Aku selalu peduli. Beri aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya."
Yunho ragu-ragu, namun dia akhirnya mengangguk. "Baiklah. Setelah latihan ini, kita akan bicara."
Latihan hari itu terasa panjang dan melelahkan. Yunho mencoba fokus pada gerakannya, tapi pikirannya terus kembali pada Mingi. Mingi, di sisi lain, tampak penuh dengan kegelisahan. Mereka menghindari kontak mata sepanjang latihan, tapi ketegangan di antara mereka tak bisa disembunyikan.
Setelah latihan selesai, mereka berdua duduk di bangku panjang di sudut ruangan. "Sekarang, ceritakan semuanya," pinta Yunho.
Mingi menarik napas dalam-dalam sebelum mulai berbicara. "Waktu itu, aku harus meninggalkan semuanya karena masalah keluarga yang mendesak. Ibuku sakit parah, dan aku harus kembali ke kampung halaman untuk merawatnya. Aku tidak bisa memberi tahu siapa pun karena situasinya sangat rumit. Setelah itu, aku terjebak di sana lebih lama dari yang aku kira."
Yunho mendengarkan dengan seksama, rasa marahnya perlahan mereda. "Kenapa tidak menghubungiku sama sekali? Aku bisa membantu."
Mingi menunduk. "Aku merasa malu dan takut. Aku takut kamu akan membenciku karena meninggalkanmu tanpa penjelasan."
Yunho terdiam sejenak, lalu dia meraih tangan Mingi. "Aku marah, Mingi. Sangat marah. Tapi aku juga merindukanmu setiap hari. Aku berharap kamu bisa mempercayaiku dengan masalahmu."
Mingi menatap Yunho dengan mata berkaca-kaca. "Aku sangat menyesal, Yunho. Aku ingin memperbaiki semuanya. Aku ingin kita bisa mulai dari awal lagi."
Yunho tersenyum tipis. "Kita bisa mencoba, Mingi. Tapi butuh waktu. Kepercayaan itu perlu dibangun kembali."
Mingi mengangguk, memahami sepenuhnya. "Aku akan melakukan apa saja untuk mendapatkan kembali kepercayaanmu, Yunho."
Seiring waktu, Yunho dan Mingi perlahan-lahan membangun kembali hubungan mereka. Mereka kembali menemukan ritme mereka, baik di atas panggung maupun di luar panggung. Malam-malam panjang yang dulu mereka habiskan untuk menari bersama kini kembali menjadi bagian dari rutinitas mereka. Mereka menemukan kedamaian dan kebahagiaan dalam tarian mereka, dan perlahan-lahan luka lama mulai sembuh.
Suatu malam, setelah latihan intens, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar kota. Mereka berbicara tentang impian mereka, kenangan masa lalu, dan harapan untuk masa depan. Mingi memandang Yunho dengan penuh kasih. "Yunho, aku mencintaimu. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu lagi."
Yunho tersenyum, merasakan kehangatan yang lama hilang kembali. "Aku juga mencintaimu, Mingi. Mari kita hadapi semuanya bersama, seperti dulu."
Dengan janji baru yang diikat oleh cinta dan kepercayaan, Yunho dan Mingi melangkah maju, menghadapi masa depan dengan keyakinan bahwa mereka bisa melewati segala rintangan.
Mereka tahu bahwa cinta mereka, seperti tarian mereka, penuh dengan tantangan dan keindahan, dan bersama, mereka bisa mencapai apa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buxom Episode • All × Yunho
Fanfictionbottom!Yunho / Yunho centric ©2021, yongoroku456