Yunho selalu dikenal sebagai sosok yang manis dan ramah.
Dia adalah orang yang bisa membuat siapa pun tersenyum dengan kebaikan dan perhatiannya.
Namun, Yunho merasa bahwa sikapnya yang manis itu mungkin kurang menarik bagi Mingi, sahabat sekaligus orang yang diam-diam dicintainya. Yunho ingin mencoba sesuatu yang berbeda—menjadi sosok yang lebih seksi dan menarik, berharap Mingi akan memperhatikannya dengan cara yang berbeda.
Suatu hari, Yunho memutuskan untuk mengubah penampilannya. Dia memilih pakaian yang lebih ketat dan stylish, merapikan rambutnya dengan gaya yang lebih edgy, dan bahkan memakai sedikit cologne.
Saat dia berdiri di depan cermin, Yunho merasa gugup tapi juga sedikit bangga. "Ini dia, Yunho. Kamu bisa melakukannya," bisiknya pada diri sendiri.
Ketika Mingi datang ke rumah Yunho untuk belajar seperti biasa, dia langsung terkejut melihat perubahan penampilan sahabatnya itu. "Yunho? Apa yang terjadi denganmu?" tanya Mingi dengan mata membesar.
Yunho mencoba tersenyum dengan percaya diri, meskipun hatinya berdebar kencang. "Aku hanya ingin mencoba sesuatu yang baru," katanya dengan suara yang berusaha terdengar tenang. "Apa pendapatmu?"
Mingi menatap Yunho dari atas ke bawah, tampak kebingungan. "Kamu terlihat... berbeda. Tapi kenapa tiba-tiba berubah seperti ini?"
Yunho merasa pipinya mulai memerah. "Aku hanya berpikir... mungkin aku bisa terlihat lebih menarik," jawabnya dengan ragu-ragu.
Mingi tertawa kecil, suara tawanya begitu hangat dan menenangkan. "Yunho, kamu selalu menarik bagiku. Kamu tidak perlu berubah untuk itu."
Namun, Yunho masih merasa belum puas. Selama sesi belajar mereka, dia mencoba bertingkah lebih menggoda—berbicara dengan suara yang lebih rendah, tersenyum dengan cara yang menurutnya lebih seksi.
Tapi setiap kali dia mencoba, Mingi hanya tampak lebih bingung dan tidak nyaman.
Saat malam semakin larut, Yunho akhirnya menyerah. Dia melemparkan dirinya ke sofa dengan desahan frustrasi. "Aku benar-benar buruk dalam hal ini," keluhnya.
Mingi mendekat, duduk di samping Yunho. "Apa yang sebenarnya kamu coba lakukan, Yunho?"
Yunho menutup wajahnya dengan kedua tangan, merasa malu. "Aku hanya ingin kamu melihatku sebagai seseorang yang lebih dari sekadar sahabat yang manis dan polos."
Mingi terdiam sejenak, lalu mengulurkan tangan untuk mengelus rambut Yunho dengan lembut. "Yunho, aku suka kamu apa adanya. Aku suka senyumanmu, kebaikanmu, dan betapa manisnya kamu. Kamu tidak perlu berubah menjadi seseorang yang bukan dirimu."
Yunho menatap Mingi dengan mata yang sedikit berkaca-kaca. "Benarkah? Kamu tidak merasa aku membosankan?"
Mingi menggeleng. "Tidak sama sekali. Justru, itulah yang membuatmu istimewa. Kamu adalah dirimu sendiri, dan itu yang paling aku sukai dari kamu."
Yunho merasa beban di hatinya perlahan terangkat. "Terima kasih, Mingi. Aku hanya ingin menjadi seseorang yang spesial untukmu."
Mingi tersenyum, mendekatkan wajahnya ke Yunho. "Kamu sudah sangat spesial bagiku, Yunho. Kamu adalah sahabat terbaik dan orang yang aku cintai. Tidak perlu ada yang berubah."
Yunho merasakan kehangatan menyebar di dadanya. Dia tersenyum, kali ini dengan tulus tanpa ada tekanan untuk menjadi seseorang yang bukan dirinya. "Aku juga mencintaimu, Mingi."
Dengan penuh kelembutan, Mingi menarik Yunho ke dalam pelukan. "Kalau begitu, mari kita tetap menjadi diri kita sendiri dan mencintai satu sama lain seperti ini."
Malam itu, mereka berdua merasa lebih dekat daripada sebelumnya. Yunho menyadari bahwa cinta sejati adalah tentang menerima dan mencintai seseorang apa adanya, tanpa perlu ada perubahan atau usaha berlebihan untuk menjadi orang lain. Dan Mingi, dia tahu bahwa dia telah menemukan orang yang sempurna dalam diri Yunho—seorang yang manis, tulus, dan penuh kasih sayang.
Mereka berdua menikmati momen tersebut, mengetahui bahwa mereka memiliki satu sama lain untuk selamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buxom Episode • All × Yunho
Fanfictionbottom!Yunho / Yunho centric ©2021, yongoroku456