🎨

65 6 0
                                    

Mingi dan Yunho memutuskan untuk menghabiskan malam dengan kencan di bioskop, memilih film Disney yang lembut untuk dinikmati bersama.

Malam itu, mereka merasa bahagia bisa meluangkan waktu berdua di tengah jadwal yang padat. Mereka membeli tiket untuk pemutaran malam yang lebih sepi, berharap bisa menikmati film dengan tenang.

Saat mereka masuk ke dalam ruang teater, mereka mendapati bahwa ruangan itu kosong. Senyum puas terlukis di wajah Mingi. "Tampaknya kita beruntung, Yunho. Bioskop ini hanya milik kita."

Yunho tersenyum manis, merasa senang bisa menghabiskan waktu pribadi dengan Mingi tanpa gangguan. Mereka memilih kursi di bagian tengah, posisi yang sempurna untuk menonton film dengan nyaman. Lampu mulai redup, dan film pun dimulai.

Namun, tak lama setelah film berjalan, Mingi mulai merasa terganggu oleh kehadiran Yunho yang begitu dekat.

Mingi melirik ke arah Yunho yang duduk di sebelahnya, melihat betapa menawannya pria itu dalam cahaya redup bioskop. Tangan Mingi perlahan bergerak, meraih tangan Yunho dan menggenggamnya erat. Yunho menoleh, tersenyum lembut, namun segera menyadari bahwa mata Mingi menyimpan sesuatu yang lebih dari sekadar niat menonton film.

"Yunho," bisik Mingi, suaranya penuh gairah. "Aku tidak bisa fokus pada filmnya. Kamu terlalu menggoda."

Yunho tertawa pelan, menatap Mingi dengan mata berkilat. "Mingi, kita di bioskop. Kita harus tenang."

Namun, Mingi tak bisa menahan diri. Dia mendekat, menempelkan bibirnya ke telinga Yunho dan berbisik, "Keep quiet for me, doll, we don't want the film controller hearing us, do we?"

Yunho merasakan getaran di tubuhnya mendengar bisikan itu. "Mingi...," bisiknya, mencoba untuk tetap tenang.

Namun, Mingi sudah memutuskan. Dia mulai mencium leher Yunho dengan lembut, tangannya meraba paha Yunho, membuat pria itu menggigil dengan kenikmatan yang menjalar di tubuhnya. Yunho berusaha keras untuk tidak mengeluarkan suara, menutup mulutnya dengan tangan.

Mingi terus mengeksplorasi tubuh Yunho dengan perlahan, namun penuh keinginan. "Tenang, sayang. Jangan sampai ada yang mendengar," bisiknya lagi, suaranya begitu rendah dan penuh gairah.

Yunho menggigit bibirnya, mencoba menahan desahan yang ingin keluar. Sentuhan Mingi begitu intens, membuatnya semakin sulit untuk tetap diam. Tangan Mingi kini meraba lebih jauh, menyentuh bagian yang membuat Yunho semakin tak bisa menahan diri.

"Mingi, tolong...," desah Yunho dengan suara tertahan.

Mingi hanya tersenyum, menatap Yunho dengan tatapan penuh cinta dan hasrat. "Kamu suka ini, kan?" bisiknya, tangannya terus bergerak dengan ritme yang membuat Yunho hampir gila.

Yunho hanya bisa mengangguk, matanya tertutup rapat, menikmati setiap sentuhan yang Mingi berikan. Dia merasakan panas yang membara di tubuhnya, desahan lembut yang terus-menerus keluar meskipun dia berusaha menahannya. Mingi, yang tidak ingin Yunho kesulitan, mempercepat gerakannya, memastikan bahwa Yunho merasakan setiap detik dari kenikmatan yang diberikan.

Malam itu, mereka tenggelam dalam lautan gairah di ruang bioskop yang kosong. Suara film Disney yang lembut menjadi latar belakang bagi momen intim mereka. Yunho merasakan tubuhnya mencapai puncak kenikmatan, desahannya tertahan di bibir Mingi yang kini mencium bibirnya dengan penuh gairah.

Ketika semuanya berakhir, mereka berdua terbaring di kursi bioskop, terengah-engah namun penuh dengan kepuasan. Mingi mencium kening Yunho dengan lembut. "Aku mencintaimu, Yunho."

Yunho tersenyum, menatap Mingi dengan mata yang berkilauan. "Aku juga mencintaimu, Mingi."

Mereka menghabiskan sisa malam dengan menonton film yang kini hanya menjadi latar belakang kenangan manis mereka.

Dalam keheningan bioskop yang kosong, mereka menemukan cinta dan kenikmatan yang tak terlupakan, mengikat mereka lebih erat dalam hubungan yang penuh dengan gairah dan cinta sejati.

Buxom Episode • All × YunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang