20

1.3K 119 20
                                    

🐉 Naga

Aku sudah mulai kehilangan fokusku saat mendapatkan kenikmatan yang lebih akiba dari gesekan yang kami saling ciptakan ini, desahan Olin juga membuatku hilang arah, jemarinya menulusuri dada atas sampai ke bagian perutku, seolah hal itu dia lakukan untuk mengalihkan apa yang sedang tubuhnya rasakan saat ini.

"Naga...... astaga....." dia sudah semakin payah dan aku akhirnya memberanikan diri untuk melakukan hal lainnya, kini lidahku sudah siap memanjakan pusatnya, dan benar saja ini membuat gadisku semakin gila, tangannya langsung menjambak rambutku seolah memintaku berhenti melakukan hal ini.

"Shit Naga! Sialan!"

"Kamu suka Lin!" tandasku dan remasan di rambutku semakin menguat.

"Ga, aku bisa kehabisan napas......." aku langsung menghentikan aksi ku dan kini memfokuskan pandanganku padanya. Benar saja, dirinya sudah tampak kewalahan dan sedang menikmati bernapas yang lebih lega.

"Bukannya kemarin kamu yang suka godain aku bub? kenapa sekarang aku mulai kamu malah minta berhenti?" aku mendekatinya, posisi kami sekarang dia terlentang di bawahku dan aku menatapnya sambil menyangga tubuhku sendiri.

"Aku sayang kamu Lin," senyumku sudah terpampang dan kini bibirku tidak bisa melewatkan bibirnya, sebuah ciuman kembali tercipta dan aku putuskan untuk membuatnya kembali rileks sebelum melanjutkan ke hal yang lebih besar.

"Iya Naga aku tahu, tapi aku tadi udah di ujung napas, kamu mau langsung jadi duda besok pagi?"

"Heh mulutnya!" kenapa anak ini tidak bisa serius padahal aku sudah di mode seperti ini?

"Ya makanya, kasih aku waktu bentar, buat napas lebih normal!"

"10 detik!" ujarku.

"Hah?" dia bingung "10 detik, bernapas lah sebelum kita mulai lagi," aku masih berada pada posisiku dan memandanginya tanpa rela berkedip "Jangan serius-serisu please, bikin aku makin grogi!"

"Oh ya?" dia mengangguk.

"Done, kita mulai lagi!" Aku langsung menyerangnya dan dia akan protes, sayangnya tidak bisa karena sudah aku redam dengan ciuman lagi, tanganku meremas salah satu bukitnya dan kakinya akan mengirim perlawanan untukku, untungnya aku tutup akses itu lebih dulu.

Tanganku meraih tangan miliknya dan kini aku menguncinya menjadi satu di atas kepalanya, tanganku yang lain sibuk memegang Pedro dan segera menggesek ke depan lembah miliknya yang mulai basah lagi, aku menggoda klitorisnya juga dan itu membuat Olin menggelinjang hebat, aku masih bisa menahannya.

Aku yakin dia sudah semakin siap setelah melihat cairan Olin semakin banyak, aku akan membuatnya sampai lebih dulu agar dia nyaman, aku mempercepat godaan jari-jariku pada miliknya dan benar setelahnya dia pun mencapai puncaknya lebih dulu, pinggulnya sudah terangkat dan teriakannya lolos begitu saja.

Aku menunggunya sedikit tenag, dan setelahnya aku kembali menggesekkan Pedro untuk membuka perlahan lembahnya "Ga........"

"Yes bub?" aku membalas tanpa melihatnya, karena aku sedang berkonsentrasi disini.

"Gak akan muat......" ujarnya lirih seakan putus asa.

"Kita gakakan tahu kalau kita gak mencobanya, iya kan?" aku sudah merasa geli keenakan ketika gesekan ini menjadi lebih intens, aku masih fokus dan setelahnya aku putuskan untuk perlahan menerobosnya masuk "Ga....... astaga......"

"Rileks sayang, pasti bisa....." aku tahu dia sedang menggelengkan kepalanya, hal itu tertangkap ekor mataku.

"Kamu tahu lubangnya gak sih? Jangan-jangan salah!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NagameruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang