17

1.4K 140 24
                                    

🐉 Naga

Aku menatap Olin dari samping, rasanya masih tidak percaya kini kami berada di fase fitting baju pengantin bersama. Olin masih menjelaskan dengan detail warna seperti apa yang dia inginkan.

Kami memakai konsep tradisional sedari sakramen pernikahan sampai resepsi nanti, tidak ada paksaan dari kedua orang tua kami, Olin memang ingin memakai adat dari awal hingga akhir acara kami.

"Menurut kamu gimana bub?" Tanya Olin padahal aku sama sekali tidak mendengar apa pun yang dia katakan, sedaritadi aku hanya fokus memandangi wajah dan gerak-geriknya.

"Huh? Aku sama kayak kamu aja bub, pokoknya nikahnya sama kamu, kalau beda warna beda istri aku gak mau."

Dia langsung mencubit pipiku "Mana ada gitu konsepnya?" Aku tersenyum menanggapi.

"Mau dongker aja bude buat resepsinya, kalau maroon aku terlihat tua, kalau hitam nanti udah biasa."

"Boleh, dongker juga bagus kok, bude buatkan baru aja, lagian size kamu sama Naga bude belum punya, gak apa-apa ya bikin dulu?"

"Gak apa-apa kok, nutut kan waktunya?"

"Nutut, kan bude siap bahannya semua."

"Terbaik!" Olin mengacungkan kedua jempolnya ke bude Ajeng dan aku mengelus kepalanya gemas "Mana ada aku pilih yang asal buat kamu?"

Olin tersenyum kemudian mencium pipiku "Iya, iya, makasih ya mas bubub!" Aku tersenyum melihatnya yang seakan tidak berhenti heboh dan riang melihat desain desain yang bude Ajeng khusus gambar untuknya.

"Kalian pakai dodotan juga bagus kok, badan kamu sama Naga oke nduk, dada Naga juga gak malu-maluin kalau dipampang, bidang banget itu!" Ujar bude pada Olin tapi dia langsung mengankat jari telunjuknya dan menggoyangkan "Simpan ide itu bude!"

"Aku gak mau tamu undangan kami nanti bisa lihat aset suami aku secara cuma-cuma, cukup iklan body wash sialan itu aja yang bisa dilihat secara nasional!" Bude Ajeng tertawa tapi juga meminta maaf padanya.

"Tapi memang pas iklan Naga muncul tuh bikin gempar loh Lin, itu tim jahitnya bude melongo semua, mereka gak percaya itu Naga anak Hera."

"Perut kamu masih gitu mas?" Tanya bude jahil dan aku langsung menepuk-nepuk perutku "Makin seksi lah!"

"Heh gak usah di spill! Udah punya aku ya itu habis gini! Gak usah dipamer-pamerin!" Omel Olin tapi aku membalasnya dengan juluran lidah.

"Astaga kalian ini emang cocok!" Ujar bude Ajeng.

.

Setelah dari tempat bude Ajeng kami lanjut mencari beberapa perabotan rumah untuk kami isi di rumah kami, ya setelah menikah nanti kami akan langsung menempati rumah kami sendiri, apartemenku terlalu jauh dari kantor Olin, jadilah kami langsung mencari rumah yang strategis untuk pekerjaan kami berdua.

Langsung aku renovasi dengan kilat dan desainnya adalah hasil desain ku tentu saja aku sesuaikan lagi dengan request calon ibu negara ku ini.

Kami langsung menuju ke bagian kasur setelah sebelumnya Olin dan aku memilih sofa dan beberapa lampu untuk diletakan di beberapa ruangan.

"Kalau kasur biar aku yang pilih ya bub!" Ujarku riang.

"Kenapa deh?"

"Nih lihat, aku kam lumayan tinggi, kalau pakai yang size normal nanti kurang maksimal."

"Tidurnya?"

"Nidurin kamu nya bub!" Mulutku langsung dia bekap "Heh, ngawur muluk ish daritadi!"

"Tapi beneran ngaruh bub!" aku mencoba melepaskan bekapannya ini dan mencoba menjelaskan padanya "Lihat!" aku sudah berdiri di pinggiran salah satu kasur dan memintanya untuk memperhatikan tinggi panggulku dengan tinggi kasur ini.

NagameruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang