8

746 24 0
                                    


Adek Zavian kita 😆♥️

"adek ngga lelah, cuma capek aja. Lagian kalo adek nyerah sekarang? Adek belum punya banyak persiapan,"

~~~~~~
~~~~~~

Sudah dua Minggu lebih Bunda berlibur itu artinya waktu tersisa hanya dua Minggu dia dirumah. Kembali bekerja disibukan oleh berkas-berkas yang menumpuk dapat membuat sakit kepala. Namun sudah menjadi tugasnya karena dia hanya seorang karyawan bukan atasan bisa kapan saja mengambil waktu libur.

Jihan dan Bima sedang berusaha mengumpulkan uang untuk membuat usaha sendiri. Mereka berpikir kalau dengan usaha sendiri maka akan banyak waktu mereka dirumah, ada banyak waktu mereka bisa habiskan bersama keluarga.

Zavian tak dapat melepas senyum manisnya sejak tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zavian tak dapat melepas senyum manisnya sejak tadi. Dia baru saja diterima untuk kerja di sebuah cafe dia melakukan kerja part time, selepas pulang sekolah dia akan langsung kesana.

Dia ingin mengumpulkan uang untuk membantu Mama, Papa buat usaha mereka. Juga biaya untuk ia berobat, tak mungkin dia akan meminta uang pada kedua orangtuanya. Tak ingin menambah beban sang ibu, dia ingin berusaha sendiri.

Jika Jihan akan marah dia akan memberikan penjelasan yang mungkin bisa buat Mama mengerti. Tetapi tidak untuk penjelasan dia akan berobat nanti, dia masih ingin merahasiakan hal ini. Cukup dia, dokter dan tuhan tahu.

"Adek jadi bisa bantu Bunda kumpulin uang. Daripada adek cuma diem dirumah mending kerja," celetuk Zavian sepanjang jalan.

"Setidaknya kalau adek pergi, adek bisa jadi anak berguna sedikit. Jangan cuma jadi beban mereka,"

Zavian berniat mampir ke sebuah supermarket untuk beli minuman, berjalan cukup jauh membuat tenggorokan terasa sangat kering, dia haus. Baru mau buka pintu dia malah mendengar suara tangis seseorang, dari suara yang dia dengar dari samping supermarket yang ada sungai disana.

Zavian memutuskan melihat kesana lebih dulu, rasa penasaran sudah tak bisa ia bendung.

"Siang-siang bolong gini mana mungkin ada hantu nangis," Gumam nya sembari terus melangkah mendekati arah sungai.

Kisah Si Bungsu [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang