1

4.3K 169 7
                                        

Sebelum membaca alangkah baiknya votmen terlebih dahulu, biar aku makin semangat.

Jangan lupa untuk menghargai karya siapapun, karena tidak mudah untuk sekedar menuliskan kata-kata di sini.

Ini Zavian Bumi Narendra


Ucapkan sesuatu sama adik kita ini, dia manis bukan? Tentu.

===========

Zavian begitu sabar menunggu sebuah kendaraan umum lewat pertigaan sekolahnya. Terhitung sudah menghabiskan waktu dua jam di sana, jarak antara sekolah dan rumahnya lumayan jauh.

Terlebih daerah sini termasuk daerah rawan. Dia ingin pulang sendiri, tetapi rasa takutnya malah membuat dia terus menunggu di sini tanpa kepastian.

Dia memutuskan untuk meminta bantuan kepada keluarganya. Zavian mengambil handphone di tasnya lalu menekan tombol dan memasuki grup percakapan khusus keluarga.

Anda
Kakak, adek bisa minta tolong
Jemput adek disekolah.
Adek takut, adek sendirian disini
Ngga ada taksi atau angkutan
Umum lewat.

Bunda
Sayang, kamu masih disekolah?

Anda
Iya Bunda
Belum ada kendaraan umum
lewat, adek juga takut
Kalau harus jalan kaki.

Bunda
Kak, kalau kalian ngga sibuk
Bisa tolong jemput adek?

Kak Rafka
Hm

Zavian merasa lega kalau salah satu Kakak nya akan menjemput di sini. Dia memang bukan anak pemberani, penakut sekali. Anak parnoan juga gampang takut orangnya, makanya belum bisa jalan sendirian.

Baru saja berniat memasukan kembali benda persegi panjang itu kedalam tas. Tetapi ada telpon masuk membuat dia mengurungkan niatnya.

Rafka, nama Kakak pertamanya yang tertera disana. Buru-buru Zavian mengangkat bila ini kepentingan.

"Gua ngga bisa basa-basi lagi,"

"Lo itu bisa ngga sih, jangan nyusahin orang lain sekali aja. Lo bisa kan pulang sendiri, ngga perlu manja minta untuk dijemput segala,"

"Lo udah gede bukan bocah lagi. Jangan manja, masih bisa jalan bukan lumpuh. Kenapa ngga jalan kaki aja?"

Deretan kemarahan di lontarkan padanya. Zavian pikir Kakak nya menelpon ada sebuah kepentingan, ternyata hanya untuk memarahinya saja.

"Lo anak laki-laki, begitu doang takut. Dasar lemah! Gua peringatin, jangan karena posisi lo disini anak bungsu, bisa nyuruh kita sebagai Kakak lo seenaknya,"

Kisah Si Bungsu [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang