22- Salah paham

280 25 1
                                    

Malam kian larut dan Zara mulai merasakan sakit kepala dan mual, asam lambungmu mulai kambuh kembali, karena kemaren banyak minum air soda dan terlambat sarapan pagi.

Zara bergegas untuk makan namun rasa sakit di kepala tidak hilang. Zara  meminum obat aslamnya. Namun setelah minum obat, rasanya semakin merasakan mual. Rebahan salah dan bangunpun juga salah. Hingga pada akhirnya seluruh badan, kamu oleskan aroma terapi agar badanmu jadi enakan dan terasa hangat.

"Gini amat jiwa jompo ku..." rintihmu pada diri sendiri.

Zara berjalan ke dapur untuk meminum air hangat seraya kembali ke tempat tidur.

Zara terhening memegang hp s*msung selama beberapa saat. Zara menatap hp tersebut kemudian membuka w4 yang terhubung dengan Teddy. Hanya saja tidak ada notic apapun di whatsapp.

Bahkan baterainya pun lowbet dan Zara membiarkan begitu saja tanpa mences kembali. Memasukkan hp tersebut ke dalam lemari laci dengan helaan napas cukup berat.

"Mengapa ia sampai detik ini tidak ada penjelasan kepada ku.." ucap pelanmu menundukkan pandangan merasa kecewa.

Terlihat jelas wajahmu nampak murung karena tidak ada kabar sedikit pun dari Teddy selama berbulan-bulan.

"Ku kira diriku penting baginya, tapi nyatanya dia sama saja seperti laki laki pada umumnya." Ucapmu seraya mengusap wajah dengan tangan.

"Setelah rasa penasaran hilang, rasa pudar pun hadir."

"Sadarlah.. dia hanya penasaran." Ucapmu menggunakan bahasa Korea.

Sekarang hp mu yang aktif hanya satu yaitu hp 🍎 yang dimana no w4 nya tersebut tidak ada kontak berhubungan dengan Teddy. Hanya ada kontak keluargamu dan beberapa teman akrab di dalam w4 tersebut dan hp ini terhubung dengan semua teman temanmu di Korea.

"Kayanya emang sudah saatnya aku mengakhiri ini semua." Berpikir tentang dirimu dan Teddy.

Keesokkan harinya dirimu tidak pergi ke kampus karena absen sakit. Malam pun kembali datang dan Su Ho kembali menghubungimu karena ia mau bertemu.

• 김수호

"Zara-ssi"

"Ye?" sahutmu di telepon.

"Kamu kenapa tidak ada di kampus hari ini?" Tanyanya untuk memastikan keadaanmu sekarang.

"Ouh.. lagi nggak enak badan aja, ada apa oppa?"

"Sekarang gimana? Mau di beliin obat nggak?" Ucapnya karena merasa khawatir terhadapmu.

"Aniyo, aku sudah minum obat. Sekarang sudah baik baik saja."

"Sudah makan belum?"

"Belum." Ucap singkatmu karena terlalu jujur jadi manusia.

"Ya udah oppa beliin, mau makan apa?" Ucap seriusnya padamu.

"Anieyo oppa, nggak usah..." menolaknya karena merasa tidak enak tapi pengen di bawain makanan.

"Ini oppa lagi di jalan, mau oppa jemput atau makanannya di bungkusin aja!?"

"Nggak kuat kalo jalan untuk saat ini... kebetulan lagi mager."

"Ya udah oppa bungkusin nee, jangan nolak." Ucapnya padamu sedikit memaksa.

"Mau makan apa hemm?" Ucap lembut Su Ho terhadapmu.

"Mau makan bakso sama sate makanan Indonesia." Pintamu di telepon sembari mengigit bibir.

"Baiklah oppa beliin, kamu tunggu di rumah aja."

"Aaa jinjayo oppa?"

Zara tadi niatnya cuman bercanda namun Su Ho beranggapan serius.

Cahaya Langit Abu Abu [Revisi] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang