Setiba Zara di hotel, ia masuk ke kamarnya untuk beristirahat sebentar. Zara memutuskan berganti pakaian.
Zara menghempaskan badannya di kasur.
"Rasanya kaya pernah ketemu.. tapi dimana ya!!"
Menghela napas dengan memejamkan mata sebentar.
Zara kembali membangunkan diri dan mencari sesuatu di dalam jaket mantelnya.
Zara memegang sapu tangan dan kartu nama tersebut seraya kembali berjalan ke arah tempat tidur.
"Teddy Indra Wijaya...!!" Membaca kartu nama tersebut.
"Aaa pantas sapu tangannya ada ukiran nama T.I.W"
Zara kembali membaringkan badannya dengan memegang sapu tangan dan kartu nama tersebut.
"Kok namanya kaya nggak asing ya...!!" Mencoba kembali berpikir.
"Terus nama temannya juga kaya nggak asing gituh."
Ting! tung--
Bunyi bel kamar hotel memecahkan isi pikiranmu yang belum selesai. Zara membukakan pintu kamarnya dan ternyata ka Fariz mendatangimu.
"Zara.. kapan makan siang!?"
"Baru juga Zara mau ke kamar kakak, tunggu sebentar Zara ambil tas dulu."
"Keren juga kamar kamu..." basa basi tiada topik pembicaraan.
"Nggak lahh." Hehehe "Yuk kakak..."
Zara menekan bel kamar para keponakannya dan Rayyan langsung membukakan pintu dengan segera.
"Mana yang lain? Yuk makan siang dulu kita."
"Ada di dalam."
"Emir sejak dari luar jadi pendiam banget sedangkan Azka lagi di kamar mandi."
Kalian berdua masuk ke kamar anak-anak dan tidak lama juga Nadia dan Malika menyusul.
"Zara!!" Ka Fariz mulai menyadari luka di pipi adeknya. "Ini mata kakak yang salah atau apa!!"
"Wajahmu kenapa? Besar banget lebamnya. Habis babak belur dimana hah!!"
"Ouhh ini..." Hehehe
"Zara jatuh di jalan tadi, pas mau pulang."
"Masa jatuh di jalan sampai segitunya..!?" Wajah ka Fariz mulai curiga pada kalian.
"Kaya habis di pukul orang, kamu kenapa hah!!?" Menatap tajam Zara untuk meminta kejujuran.
"Tante Zara habis nolongi orang kecopetan bi." Sahut Azka baru keluar dari kamar mandi.
"Iya benar kata Azka." Balasmu dengan spontan mengiyakan hal itu.
"Maksudnya?? Jelasin yang benarr..!!"
"Setelah kami pulang dari cafe, kami ketemu copet dan ternyata yang ia copet adalah orang Indonesia." Menjelaskan tapi sedikit terbata-bata.
"Zara niatnya cuman nolongin aja orang yang kecopetan, iyaa nggak tahunya jadi gini." Zara memperlihatkan wajahnya yang lebam.
"Udah di obatin kann, ngeri juga lebamnya dek." Ucap Nadia memperhatikan pipi Zara.
"Udah."
"Aku dan copet tersebut bertabarakan satu sama lain, hp aku kelempar tinggi banget sampai retak."
"Kok bisa tabrakan!?" Ucap Nadia menatapmu langsung penasaran.
"Ouh itu, sebelum pulang. Kami mengadakan perlombaan lari, siapa cepat sampai dan kebetulan aku duluan lari di banding Azka..." menatap wajah kedua keponakan antara Azka dan Emir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Langit Abu Abu [Revisi] ✔️
RomanceZara keluarganya hancur berantakan. Namun anehnya sifat/tabiat Zara berbeda dari saudaranya yang lain. Karena selama ini ia mengendalikan dirinya untuk menjadi baik, dia tidak ingin memiliki sifat buruk dari keluarganya yang diturunkan ke dalam diri...