Hari ini Zara harus meninggalkan kota Banjarmasin, tempat kelahirannya. Ia harus menatap di Korea dalam beberapa tahun ke depan.
Keluarga Fariz mengantarkan Zara ke bandara untuk terakhir kalinya. Nampak sekali wajah Zara sejak tadi menahan air mata.
📍 Bandara Banjarmasin
"Foto dulu." Permintaanmu pada mereka sebelum pergi.
Berfoto bersama selesai, karena masih ada waktu. Zara duduk santai sendirian merenungkan dirinya sendiri.
"Beliin tante Zara roti atau minuman!!" Fariz menyuruh anaknya dan memberikan uang 200k.
"Sisanya kalo ada lebihan, kalian bisa jajan." Senyumnya menatap anaknya.
"Oke." Sahut Azka kepada abinya.
"Ayo dek." Ajaknya kepada Rayyan dan Emir.
"Umiii mauuu pororo." Rengek manja Malika pada umi Nadia.
"Iya, tapi ambil satu aja yaaa." Menatap wajah anaknya dan Malika menganggukkan kepalanya.
Nadia ikut ke minimarket bersama anak-anak cowoknya.
Fariz mendekati Zara yang duduk sendirian. Fariz hanya diam saja, ia tidak berani memulai topik pembicaraan terhadap adek perempuannya.
Namun tidak selang berapa lama. Para keponakanmu membawakan roti dan sebotol minuman untukmu.
"Makasih.." ucapmu dengan tatapan sendu menatap para keponakan.
"Tante Zara kapan pulang!? Jangan lama-lama di sana!!!" Wajah Emir merasa kehilanganmu.
"Iya, jangan lama lama..." sahut Rayyan dengan tatapan sedihnya padamu.
"Nggak lama, bentar dong. InsyaAllah tante akan pulang secepatnya. Doain ya..." ucapmu dengan mata yang berkaca kaca menatap para ponakan.
"Zara.. kamu bawa obat obat kan!? Takutnya pas sampai sana kamu sakit. Beda cuaca." Ka Fariz menatap matamu.
"Udah, semuanya lengkap kak. Aman terkendali." Senyum sendumu terhadapnya.
Para keponakan termasuk Nadia kakak iparmu duduknya agak jauh dari kalian berdua. Mereka memberikan ruang untuk kalian berdua berbicara satu sama lain.
"Kakak..!!" Nada merendah Zara seraya menundukkan pandangan.
"Aku izin pergi sebentar ya." Senyum sendu menatap wajah ka Fariz.
"Terima kasih sudah menjadi kakak yang terbaik untukku." Ucapmu dengan mata yang berkaca kaca menatap wajahnya.
Ka Fariz tersenyum terkekeh kepada Zara.
"Kamu sehat sehat di sana.."
"Kakak aku ingin jujur, sebelum aku pergi!!" Wajahmu menjadi serius dengan nada merendah kepadanya.
"Kakak jangan poligami lagi ya.. jangan sampai Zara pulang ke Indo, kakak ngelakuin hal itu." Ucapmu dengan serius menatap matanya.
"Zara paham betul, kakak mampu dalam segala aspek apapun tapi kakak perlu ingat, kesehatan kakak adalah hal yang terpenting sekarang."
Zara menundukkan wajahnya karena mulai meneteskan air matanya tidak sanggup berbicara.
"Bertahun-tahun Zara menahan rasa sakit sendirian karena melihat kakak begitu. Tolong, kakak jangan begitu lagi ya." Pintamu dengan penuh harapan padanya.
"Cukup Zara yang merasakan hal tersebut, jangan sampai Malika keponakanku ngerasain hal itu."
Ka Fariz yang tersadar akan ucapanmu, ia pun mulai meneteskan air mata dengan melepaskan kacamatanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Langit Abu Abu [Revisi] ✔️
RomanceZara keluarganya hancur berantakan. Namun anehnya sifat/tabiat Zara berbeda dari saudaranya yang lain. Karena selama ini ia mengendalikan dirinya untuk menjadi baik, dia tidak ingin memiliki sifat buruk dari keluarganya yang diturunkan ke dalam diri...