Matahari sudah mulai menampakkan sinarnya, begitu juga dengan hari baru yang harus dimulai oleh haruto, yaitu menjadi istri dari seorang duda yang telah memiliki anak.
Karena kekurangan biaya untuk menghidupi dirinya, membuat Haruto mau tidak mau harus menikahi duda tersebut dan anak dari duda tersebut sepertinya menerima dengan baik kedatangan dirinya sebagai ibu sambung.Pagi ini, setelah menyelesaikan pekerjaan rumah, tampaknya Haruto tengah bersantai di taman belakang rumahnya. Haruto berdiri di pinggir kolam dengan membawa secangkir teh di tangannya, memandang tanaman hijau dengan bunga yang bermekaran.
Haruto yang tengah asik bersantai, dikejutkan dengan sepasang tangan yang melingkari pinggang rampingnya."Selamat pagi mom"
Sura khas bangun tidur tersebut menyapa telinga haruto, membuatnya sedikit kegelian karena kepala sosok tersebut tepat berada di perpotongan lehernya.
Hal ini, membuat Haruto sedikit tidak nyaman. Namun, dia berusaha untuk bersikap setenang mungkin, layaknya seorang ibu yang tengah mengurusi anaknya."Selamat pagi juga Jeongwoo! Apa tidurmu nyenyak?"
"Lumayan mom"
"Hmm...jika Jeongwoo ingin sarapan, langsung saja ke dapur, mommy sudah memasakan makanan yang lezat untuk mu"
"hm, sebentar dulu mom"
Ya.. Jeongwoo merupakan anak dari duda yang Haruto nikahi, usia mereka bahkan hanya terpaut 3 tahun saja.
Jeongwoo terus saja mendusal di perpotongan leher Haruto, bahkan anak tersebut mulai mengecupi leher dan juga bahu sang ibu.
Hal tersebut tentu saja membuat Haruto tidak nyaman, ditambah dirinya yang masih dalam dekapan Jeongwoo. Anak itu terus saja melakukan aksinya, sambil memeluk erat tubuh haruto dari belakang."J-jeongwoo, mm...j-e" pergerakan Jeongwoo membuat Haruto bergerak tidak nyaman.
"Mom...apa Daddy sudah berangkat kerja?"
"S-sudah, Daddy berangkat ke kantor pagi-pagi tadi, katanya ada urusan mendesak"
Jeongwoo hanya menggunakan kepalanya, dan kembali bertanya kepada sang ibu.
"Apa mom sudah makan?""S-sudah Je, mommy sudah makan tadi"
"Apa tidur mom nyenyak?"
"I-iya, tidur mommy lumayan nyenyak semalam"
"Benarkah? Itu berarti mom tidak melakukan hal lain selain tidur bukan?"
"M-maksudmu?"
"Maksudku, berarti mom tidak melakukan malam pertama dengan Daddy semalam bukan?"
Pertanyaan yang terlontar tersebut, tentunya membuat Haruto terkejut. Bahkan lidah Haruto terasa kelu, sehingga tidak bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan kepadanya.
"Ku rasa itu bagus untukku mom" sambung Jeongwoo, disertai senyum kemenangannya.
Perkataan Jeongwoo membuat Haruto bingung. Jeongwoo mulai melepaskan pelukannya dan beralih merebut cangkir teh yang dipegang oleh haruto, lalu diletakkan ke atas meja di pinggir kolam.
Setelahnya, Jeongwoo kembali memeluk Haruto dari arah belakang. Tanpa disadari oleh haruto, tangan Jeongwoo mulai berani untuk meraba bagian perut dan juga atas dada Haruto dari balik baju kebesaran yang dikenakannya.
Tangan Jeongwoo terus saja mengelus perlahan perut dan dada bagian atas haruto. Hingga tangan Jeongwoo mulai menelusup ke dalam baju kebesaran Haruto, untuk mencari tonjolan kembar di dalamnya. Jeongwoo mengelus dan memilin puting Haruto secara perlahan.
"Akhhh...mmhh J-je.."
Desah Haruto saat merasakan putingnya diremas dan dicubit dari balik baju kebesarannya."Seharusnya mom menikahiku saja, bukannya Daddy yang sudah tua, dan pastinya tidak akan bisa lagi membuatmu berteriak kenikmatan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heet Verhaal
Short StoryCERITA DEWASA (21+) tidak untuk anak kecil! Bagi yang tidak suka, TOLONG MENJAUH!!