special chapter: opname

618 102 2
                                    


Kemarin Seulgi bilang apa?

"Kalau terlalu stress nanti Irene tipes."

Ya, betul sekali! Yth Ibu Irene Bae Joohyun sekarang masuk rumah sakit karena gejala tipes.

Bahkan H+1 di infus, Irene masih tetap ngotot mau check handphone nya, takut dicariin orang WO.

Seulgi sampai harus ngerebut handphone dari tangan Irene dan ngomelin tunangannya itu. Lagian ngapain juga orang WO nyariin dia? Emang Irene karyawannya?

Jadilah sekarang Seulgi langsung full duty jagain calon istri nya sembari handle urusan nikahan mereka. Biar Irene cepat sembuh dan mereka langsung menikah.

"Kok bisa sih tipes?" tanya Wendy di seberang telepon

"Capek ngurusin nikahan, kurang istirahat, kurang makan. Stress juga. Mungkin karena itu sih."jelas Seulgi sembari mendorong trolley nya, menatap jajaran buah di hadapannya

"Emangnya lo gak bantuin?" tanya Wendy

Seulgi meraih jambu di hadapannya, menatapnya dengan seksama."Bantuin. Tapi kaya lo gak tau tunangan gue aja."

Wendy tertawa kecil."Yaudah get well soon deh buat Kak Irene."

"Lo dateng kan ke nikahan gue?"

"Dateng lah."

"Sama siapa?"

"Bye Seulgi."

Seulgi tertawa saat telepon-nya dimatikan secara sepihak oleh Wendy. Kasian temannya yang baru menjomblo itu.

"Kemarin Joohyun mau pudding strawberry."gumam Seulgi lalu mendorong trolley nya ke arah kulkas berisikan dessert."Strawberry.... Taro.."

Sembari bergumam tangan Seulgi meraih silky pudding di dalam kulkas dan menaruh nya di trolley."Ada mochi juga, dia kemarin mau banget. Tapi orang tipes boleh gak ya makan mochi?"

Seulgi meraih ponselnya dan mulai mengetik,"Apakah orang tipes boleh..."






✨️✨️✨️






Seulgi menaruh tas belanja nya di nakas samping kasur Irene. Lalu, tersenyum menatap wanita berkacamata yang sedang duduk di kasur.

"Hai sayangku."sapa Seulgi,"Feeling better?"

"Sedikit."ucap Irene mengerucutkan bibirnya."Kamu beli apa?"

"Apa aja buat kamu."ucap Seulgi melihat isi tas nya."Ada jambu, katanya bagus buat naikin trombosit. Terus ada ice cream, buat aku. Ada snack-snack, and ada pudding buat kamu."

Seulgi meraih pudding yang ia belikan, lalu berdiri di samping Irene."Kamu kemarin katanya mau pudding kan? Tadi aku mau beliin mochi juga, kamu mau itu dari kemarin-kemarin, tapi aku gak tau kamu boleh makan atau enggak. Better safe than sorry."

Irene menatap Seulgi lembut."You remember?"

"Ofcourse."ucap Seulgi menaikan alisnya lalu menaruh pudding di atas meja. Sedangkan Irene sedang sibuk tersenyum malu mendengar pengakuan tunangannya itu.

"Makasih ya, sayang."ucap Irene saat Seulgi duduk di hadapannya.

"Anything for you."ucap Seulgi mengelus rambut Irene lembut."Tadi dokter kesini gak?"

"Belum kesini."ucap Irene

"Bosen gak? Aku tinggal ke kantor sebentar."

Irene meraih ponselnya."Enggak sih, kan cuman 5 jam-an gak sih?"

Seulgi tertawa pada sarkas yang diberikan Irene."Maaf ya sayang, aku lost track of time."

Irene hanya mengangguk dan meraih tangan Seulgi untuk di genggamnya.

"Masih pusing?"tanya Seulgi lembut dan Irene mengangguk."Yaudah senderan aja, sayang."

"Gak ah, pegel badan aku senderan mulu."

"Mau makan puddingnya gak?"

"Mau."

Seulgi tersenyum dan bangkit dari duduknya untuk meraih pudding di atas meja."Mau aku suapin?"

"Mauuuuuuu."ucap Irene semangat dan tersenyum lebar seperti anak kecil, membuat Seulgi tertawa akan kegemasannya.

Kembali ke kasur, Seulgi mulai menyuapi Irene, memandangi sang kekasih dengan seksama."Aku boleh cium kamu gak sih?'

"Hah?" Irene menatap Seulgi kaget

"Boleh cium gak?"

"Ya cium aja? Kenapa harus izin segala?"tanya Irene mengerutkan dahinya

"Takutnya gak boleh soalnya kamu lagi sakit."

"Mau cari di google?"

Seulgi menggelengkan kepalanya."I'll take my chances."

Irene memutarkan bola matanya kembali menerima suapan Seulgi, dan lagi, dan lagi, dan-

"Ini kita jadi ciuman gak sih? Kok aku disuapin mulu?"protes Irene

Seulgi menaikan alisnya dan terkekeh."Kok jadi kamu yang pengen banget?"

"Ya lagian lama banget?"

Seulgi terkekeh lalu menurunkan pudding yang ia pegang, perlahan meraih wajah Irene lembut."Sayang, aneh gak sih aku deg-degan? Apa karena izin dulu ya?"

"Lebih aneh kalo kamu gak deg-degan. Berarti perasaan kamu ke aku harus dipertanyakan."

Seulgi terkekeh lalu menangkup wajah Irene yang menatapnya lembut namun berbinar. Ia tersenyum teduh sebelum mencium bibir pucat kekasihnya. Tangan Irene menjalar, bertengger di lengan Seulgi, sementara si wanita monolid masih setia memimpin kecupan diantara mereka, sembari mengelus pipi Irene yang ditangkup nya.

Seulgi tersenyum simpul saat memundurkan wajahnya, matanya menatap bibir Irene lembut lalu mengecupnya beberapa kali sebelum melepasnya.

"Kamu gemes banget pakai kacamata kaya gini, i cant help but kissing you."guman Seulgi, and its true. Irene selucu itu sekarang, walaupun habis nyium Irene dia bakal ketularan, its all worth it.

"Diem deh."protes Irene tapi gak bohong, pipi nya udah merah padam banget sekarang

"Idaman banget ya aku? Kamu jadi makin cinta gak sih sama aku?"tanya Seulgi sembari tertawa kecil dan menyentuh hidung Irene yang langsung memutarkan bola matanya

"Diem gak?"

"I love you, kakak."

"Stop."

"I love you more than i could ever tell or show you, Bae Joohyun."

"Seulgiiiiiii."

PLIS NIKAHIN IRENE SEKARANG JUGA.





























Setelah huru-hara, akhirnya Irene tertidur di pelukan Seulgi. Si wanita monolid itu masih setia menepuk halus pundak Irene, sesekali mengelus rambut tunangannya.

Seulgi memerhatikan wajah Irene yang sudah terlelap dengan seksama. Ia menyingkirkan rambut yang menutup wajah Irene, sebelum mencium pipinya lembut dan perlahan.

"I hate it when you sick."gumam Seulgi dan mencium nya lagi."Sehat-sehat terus ya, sayang. I love you so much."





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[1] Adek • sr ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang