32 The Eternal Series

8.9K 612 63
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Siapa yang nungguin????

Sebelumnya maaf ya guyss karena author gak up udah mau 2 minggu ini. Hehe author sibuk healing menenangkan dan menjernihkan pikiran soalnya. Tapi kalian tenang aja karena story ini tetep jalan dan lanjut malam ini...!!!

Oke jangan lupa VOTE dan komentarnya seperti biasa. Beberapa hari yang lalu udah di rank 1 kategori love, sekarang kita ramaikan lagi biar balik rank 1 lagi yuk!!!

Hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading...

*
*
*

Ariana terbangun sendirian di dalam kamar. Gadis itu mulai mengamati keadaan dan menyadari dirinya baru saja menghabiskan malam bersama keluarganya merayakan tahun baru. Kedua matanya langsung mencari keberadaan alat penunjuk waktu yang tidak terlihat dimanapun. Perlahan Ariana bangkit dan bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah menyelesaikan ritual pembersihan dirinya, Ariana keluar dari kamar untuk mencari keberadaan penghuni lain. Ia bertemu adiknya yang tampak riang berjalan menuju halama belakang sambil membawa sepiring buah.

"Eh udah bangun putri tidur," ejek Felicia.

"Yang lain mana?" tanya Ariana yang tidak memperdulikan ejekan Felicia.

"Mama sama Bunda ada di luar mau liat kebun. Ni aku mau nyusul. Kalo Papa sama Om Rizal ada di Gym lagi adu fisik," jawab Felicia riang. Terlihat sekali kalau gadis itu tengah senang menghabiskan waktunya di sini.

"Nggak pada makan?" tanya Ariana heran.

"Hello? Ini jam berapa? Makan siang paling satu jam lagi," jawab Felicia terkekeh.

"Hah? Serius kamu?" kaget Ariana yang langsung syok.

"Look at your phone if you don't believe me. Udah ah, mau nyusulin Mama sebelum ketinggalan tur kebun. Cuacanya lagi enak soalnya, Daah, oh iya suami Kakak ada di dapur tuh!" ujar Felicia sambil mulai berjalan menjauh dengan riangnya.

Ariana yang ditinggalkan adiknya langsung beranjak menuju dapur untuk mencari Darren. Dan benar saja, pria itu sudah ada di meja makan sambil meletakkan makanan.

"Darren! Saya kan minta bangunin jam 8, kenapa kamu nggak bangunin saya?" protes Ariana yang langsung menghampiri Darren.

"Saya kan udah bilang mau bangun jam 10," jawab Darren santai sambil kembali ke pantry untuk mengambil segelas susu.

"Terus kenapa kamu nggak bangunin saya jam 10 juga? Feli bilang makan siang satu jam lagi, jam berapa sekarang Darren?" protes Ariana lagi.

"Duabelas, lewat sepuluh menit," jawab Darren sambil menatap jam di pergelangan tangannya.

Seketika Ariana langsung syok dan terdiam di tempatnya. Ia tidak bisa mengatakan apapun dan hanya mampu menatap Darren tanpa bisa berkata-kata. Seumur-umur ia tak pernah bangun jam 12 siang.

Darren yang melihat bagaimana ekspresi Ariana pun terkekeh. Dengan santainya Darren menghampiri Ariana dan menggiringnya untuk duduk di kursi yang sudah ia siapkan.

"Kamu tidur terlalu pulas. Wajah kamu juga kelihatan kecapekan. Jadi saya nggak tega bangunin kamu," ujar Darren sambil mendudukkan Ariana di atas kursi. Ariana masih diam dan tak bergeming.

"Bangun jam duabelas berarti kamu udah tidur selama Sembilan jam, itu udah cukup untuk ganti waktu begadang kamu. Tapi perut kamu pasti sekarang kosong dan minta diisi. Jadi saya udah siapin sarapan buat kamu," lanjut Darren sambil menggeser sepiring nasi dan satu mangkuk sop ayam.

Not A Surrogate Wife [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang