20 Es Krim

7.9K 422 34
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Siapa yang nungguin kisah Ariana dan Darren???

Yuk duduk yang manis. Tekan VOTE nya dan tulis komentar jangan lupa. Kita saksikan bareng-bareng, hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading...

*
*
*

Pagi ini tampak berbeda dari pagi biasanya. Jika biasanya suasana kediaman Atmaja terasa canggung dan kaku, kali ini bukan hanya itu, namun juga tegang dan mencekam. Darren menggunakan kursi di ujung, sementara Ariana berada di ujung lainnya. Selain itu suasana meja makan benar-benar hening dan tak ada suara apapun yang keluar, bahkan dentingan sendok sekalipun.

Nikmah dan Wati yang menyadari ketegangan ini pun hanya bisa saling pandang. Kemarin dilihatnya hubungan majikan mereka masih baik-baik saja. Entah kenapa pagi ini seperti sedang terjadi perang dunia. Keduanya berusaha menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin agar bisa cepat pulang.

Jika sebelumnya Ariana berusaha masuk ke hidup Darren dengan meminta diantarkan ke kantor, hari ini wanita itu sedang tidak ingin melakukannya. Biarlah lain waktu saja, hari ini ia masih kesal dengan perkataan Darren yang selalu membandingkan dirinya dengan Ralinda.

Ariana langsung meminta pak Kadir untuk mengantarkannya tanpa mengindahkan Darren yang sedang mengambil mobilnya. Bahkan saat mobil Darren sudah siap untuk pergi, Ariana sudah tidak ada di sekitar rumah lagi.

***

"Jadi kami merekomendasikan untuk matanya diukir bentuk oval saja, lalu menggunakan potongan zigzag di dalamnya," ujar seorang karyawan yang sedang mempresentasikan hasil kerja timnya di depan beberapa orang. Dia melakukan lagi presentasinya dengan sungguh-sungguh berharap hasil ini akan disukai oleh atasannya.

Setelah presentasi telah dilakukan, kini mereka sedang menunggu tanggapan dari satu-satunya pria yang sejak tadi tampak memperhatikan dengan serius.

"Bagaimana Pak?" tanya Raka sekali lagi saat tak ada jawaban dari atasannya yaitu Darren. Tampak Darren tak merubah ekspresinya sejak tadi dan masih memandang lurus ke arah layar proyektor.

"Pak Darren?" panggil Raka lagi sedikit lebih keras.

Kali ini Darren menatap Raka dengan alis sedikit terangkat. Ia juga melihat semua orang yang ada di ruangan ini menatapnya.

"Oh, hmm ya, sampai sini dulu rapatnya. Kita lanjut lagi besok, Raka serahkan laporan ke saya setelah ini," ujar Darren akhirnya.

Beberapa orang tampak kecewa karena hasil rapatnya tidak langsung ada, justru harus dilanjut besok lagi padahal mereka sudah mempersiapkannya sematang mungkin. Mereka tidak tahu saja kalau kesalahan bukan terletak pada mereka, melainkan pada Darren sendiri.

Hanya sebagian kecil saja Darren bisa mengikuti rapat seperti biasa, selebihnya isi pikiran pria itu hanya terpenuhi dengan kekesalannya pada Ariana. Ya, sejak tadi Darren tak bisa fokus karena memikirkan Ariana. Tadi malam Ariana sudah membuatnya marah karena telah menghina Ralinda, dan tadi pagi Ariana kembali membuat kemarahan Darren tersulut karena sengaja menyiapkan sarapan yang tidak ia sukai. Belum lagi meninggalkan rumah saat dirinya belum keluar dari rumah.

Darren memasuki ruangannya dengan perasaan kesal bercampur dengan marah. Bahkan kini ia harus merusak rapatnya hanya karena memikirkan wanita tidak penting macam Ariana. Ia mulai mengerjakan pekerjaannya dengan wajah masam.

Sepanjang pagi ke siang banyak sekali karyawan Darren yang mengeluh karena mereka kena semprot bos mereka hanya karena kesalahan-kesalahan kecil saja. Mereka mulai mengalami serangan panik saat tiba-tiba dipanggil Darren ke ruangannya. Entah apa yang terjadi pada atasan mereka satu itu. Biasanya mereka tidak pernah sama sekali bertemu dengan Darren, dan sekalinya bertemu langsung kena marah.

Not A Surrogate Wife [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang