Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!
Gila kalian ngebut banget yaa 😂 Author kira bisa santai 3 harian ternyata sehari aja udah tembus 500 Votes. Semangat kalian membara sekali ya 🔥
Yuk makin di gas lagi VOTE nya karena akan semakin seru nantinya. Jangan lupa cari posisi nyaman ya.. Silakan berspekulasi masing-masing 🖤
Hope you Guys enjoy it, let's check this out.
Enjoy and happy reading...
*
*
*Darren memasuki rumahnya dengan perasaan kesal. Padahal hari ini dirinya sengaja menyelesaikan pekerjaan lebih cepat agar bisa pulang lebih awal. Tapi apa yang dilihat? Ariana yang bermesraan dengan lelaki lain? Jadi itu kegiatan Ariana selama mereka saling menghindar? Sepertinya hubungan mereka sangat intim, sampai melepaskan helm segala. Dan bisa-bisanya Ariana mau dibonceng naik motor? Apa agar bisa memeluk lelaki itu sepanjang jalan? Benar-benar brengsek.
Dilihatnya sepanjang mata memandang, tak ada satupun tanda-tanda keberadaan Ariana di rumah ini. Sepertinya wanita itu memilih mengurung dirinya di kamar seperti yang sudah-sudah. Sia-sia saja inisiatif Darren hari ini. Padahal dirinya ingin meminta maaf atas kejadian tempo hari. Tapi sepertinya Ariana lebih memilih untuk terus berperang dengannya.
Sementara itu Ariana di dalam kamar yang berada di ruang depan dekat ruang tamu sedang memandangi kalung berlian yang terakhir ia pakai. Raka bilang kalung ini tak ternilai harganya karena merupakan kalung pertama buatan Darren. Tapi Ariana tidak merasa spesial meski memakainya, karena bagi Darren ada yang lebih spesial daripada sekedar kalung pertama. Apa lagi kalau bukan Ralinda. Sosok yang namanya sudah sangat ia benci saat ini. Ariana bahkan menyesal pernah mengambil kasus Emerald jika itu mempertemukannya dengan Ralinda Atmaja yang serba biasa tapi tak ternilai di mata seorang Darren Atmaja.
Dengan kesal Ariana meletakkan asal kalung itu ke dalam kotaknya dan menutupnya kencang, lalu ia lempar ke dalam laci begitu saja. Ia bertekad tidak akan mau memakai kalung itu lagi setelah ini. Pandangannya beralih ke sebuah kotak kecil yang ia simpan di atas meja di dekat deretan skincare yang ia punya. Perlahan Ariana meraih kotak itu dan membukanya.
Sebuah kalung dengan rantai emas putih berhiaskan batu hitam berkilau yang sederhana. Kalung yang sederhana namun sangat cantik di mata Ariana. Benda ini sudah ia dapatkan sejak dirinya sangat kecil, mungkin sekitar 5 atau 6 tahun. Meski sudah sangat lama tapi Ariana tetap menyimpannya dan masih memakainya sampai saat ini. Meskipun kalung yang seharusnya dipakai di leher ia alihkan menjadi gelang kaki karena ukurannya yang sudah terlalu kecil jika dipasang di leher. Meskipun ia harus sering memperbaiki rantainya yang sudah putus berulang kali termakan usia. Namun kalung ini adalah harta berharga baginya. Ia tetap menyukainya dan menganggapnya tak ternilai harganya.
"Emang cuma kamu yang kasih aku benda dan benar-benar tak ternilai," gumam Ariana sambil mengangkat kalung itu. Memperhatikannya lebih dekat, lebih tepatnya di batu hitam berkilau itu.
"Batu ini lebih bagus daripada berliannya Darren," tambah Ariana tersenyum kecil menatap batu itu.
Seketika ingatan Ariana kembali ke masa kecil saat dirinya bermain bersama seorang anak yang sering bersamanya saat kecil. Saat itu mereka sedang bermain di sebuah sungai dangkal yang banyak batunya.
Flashback On
"Lihat Kakak dapet batu bagus!" ujar seorang anak laki-laki mengacungkan sebuah batu hitam berkilau ke udara.
"Mana? Mana?" tanya anak perempuan yang antusias mendengar perkataan anak lelaki tersebut.
Anak lelaki itu pun mendekatinya dan menunjukkan batu yang ia dapatkan. Senyum cerah langsung mengembang di wajah si anak perempuan dengan mata berbinar-binar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not A Surrogate Wife [COMPLETED]
RomantizmMenikah dengan duda gamon yang ditinggal mati istrinya? Ariana tidak pernah menyangka ia harus menikah dengan seorang pria yang benar-benar membuatnya ilfeel. Pasalnya wanita yang berprofesi sebagai pengacara ini melihat dengan mata kepalanya sendi...