29 Jealous

11.3K 569 71
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Siapa yang udah nungguin kisah Darren dan Ariana??? Masih excited gak nih????

Yuhu author datang bawa chapter special yang akan buat kalian ketawa2 atau senyum2 sendiri... Jangan lupa VOTE nya pemirsa. Komen yang banyak juga. Hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading...

*
*
*

Ariana membuka matanya perlahan ketika dirasakan perutnya kelaparan. Sedikit nyeri ia rasakan di perut bagian bawah membuatnya langsung sadar sepenuhnya. Hal pertama yang ia lihat adalah suasana kamar yang semalam ia tempati. Dirinya terbaring di atas ranjang dengan suhu yang pas dan selimut yang menutup tubuhnya sampai ke bawah dagu. Perlahan Ariana bangkit dari posisinya dan menatap suasana kamar yang tampak tenang.

Deretan ingatan tentang semalam langsung memenuhi pikiran Ariana. Saat dirinya meminta Darren membelikan kebutuhannya, saat Darren datang dan mencemaskannya, saat Darren merawatnya, memastikan dirinya merasa nyaman, sampai saat dirinya terbangun di kamar ini. Pasti Darren lah yang membawanya ke sini. Apa kejadian itu nyata? Atau dirinya hanya tertidur lalu memimpikan hal tidak masuk akal seperti itu?

Ariana memilih beranjak untuk ke kamar mandi sebelum pandangannya menemukan 1 pack pembalut yang terletak di atas meja riasnya. Saat itulah Ariana menyadari kalau yang ia alami itu nyata. Kalau Darren benar-benar berbuat baik padanya. Ariana terpaku menatap bungkusan berisi pembalut itu dengan pikiran melayang kemana-mana.

***

Sementara Darren yang sedang bekerja melakukan tugasnya dengan begitu fokus. Darren berusaha menyelesaikan semua pekerjaannya agar tidak menumpuk. Fokusnya sangat jeli hingga beberapa kesalahan kecil yang dibuat karyawannya mampu ditemukan dengan mudah. Hari ini para karyawan yang dipanggil ke ruangan Darren tentu memasang wajah masam.

Namun ketegangan di kantor itu tidak berlangsung lama. Untung saja Darren memilih pulang lebih awal hari ini, yaitu saat makan siang sehingga para karyawan banyak yang bernapas lega. Kalau Darren tetap berada di kantor sampai waktu pulang mereka akan sangat tertekan dan stress.

Darren memang langsung pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya tanpa jeda dari pagi. Pria itu langsung mengemudikan mobilnya dengan kencang sampai di rumahnya. Begitu sampai di rumah, hal pertama yang dilakukan Darren adalah mencari keberadaan Ariana. Pertama ia mencari di kamar yang ditempati Ariana semalam, namun tidak ada siapapun di sana. Darren kembali mencari keberadaan istrinya sampai menemukan sosok yang dicarinya tengah duduk di pinggir kolam renang.

"Gimana perut kamu? Masih nyeri?" tanya Darren tiba-tiba mengagetkan Ariana yang sedang melahap sepiring buah.

"Darren? Kok kamu ada di rumah?" heran Ariana.

"Saya pulang cepet hari ini. Jadi gimana? Perutnya udah baikan?" jawab Darren yang kembali menanyakan kondisi Ariana. Pria itu berjongkok dan menatap Ariana lekat.

"Udah baikan, kan saya udah bilang, biasanya sakitnya cuma pas pertama kali datang aja," jawab Ariana tersenyum. Ia sudah menghabiskan hampir setengah hari hanya untuk memikirkan apa kebaikan Darren itu nyata, tapi sekarang ia percaya kalau itu memang nyata. Buktinya Darren ada di rumah menanyakan keadaannya sekarang.

Darren pun mengangguk mendengar jawaban Ariana. Perlahan ia mendudukkan dirinya di samping sang istri yang sedang tersenyum cerah saat ini. Wajah cantik Ariana berkali-kali lipat lebih cantik karenanya. Apa Darren tak pernah mengatakan kalau Ariana cantik sebelumnya? Entahlah dia lupa. Yang jelas Ariana memang wanita yang sangat cantik.

Not A Surrogate Wife [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang