42 Mencoba

2.6K 235 12
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Siapa yang masih nunggu kelanjutan kisah Darren dan Ariana??

Semangat ya karena author hari ini bawa kelanjutan kisah mereka nih! Langsung siapkan posisi nyaman untuk membaca kisah mereka ya.

Hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading...

*
*
*

Latifa menyuapi Darren yang terlihat kosong dan kehilangan semangat hidupnya. Ia tidak menanyakan apapun selagi menyuapi Darren makan karena khawatir akan membawa dampak buruk bagi pria itu. Baru setelah memberi obat dan memastikan Darren mengkonsumsinya ia mulai menatap Darren secara intens.

"Sekarang cerita sama Bunda, kenapa Ariana bisa pergi?" tanya Latifa yang tak bisa melihat Darren sakit lebih lama lagi.

"Semua salah Darren Bun," jawab Darren lirih.

"Jujur, apa selama ini kamu nyakitin Ariana?" tanya Latifa lagi.

Darren mengangguk dengan semua penyesalannya mengingat apa yang telah ia lakukan terhadap Ariana. Latifa menghela napas melihat jawaban Darren. Mengingat bagaimana sifat Darren, rasanya sudah tidak perlu dijelaskan lagi apa yang telah putranya itu lakukan terhadap istrinya.

"Termasuk foto-foto itu, apa selama ini kamu majang semua foto perempuan itu lagi di rumah ini?" tanya Latifa tidak senang.

Darren hanya menundukkan kepalanya dengan air mata yang kembali mengalir. Latifa menyentuh keningnya yang terasa pening mendengar jawaban Darren.

"Bunda kan udah buang semua foto itu kenapa kamu pasang lagi hah? Dan semua kamar di sini, apa selama ini kamu pisah ranjang sama Ariana?" tanya Latifa yang sebenarnya tak perlu ditanyakan lagi karena melihat bagaimana tampang Darren saat ini yang penuh penyesalan.

"Bunda nggak ngerti sebenarnya apa yang kamu lihat dari perempuan itu sih? Dia itu bukan siapa-siapa kamu, dia nggak kenal sama kamu, dia sama sekali nggak pernah ada dalam hidup kamu. Tapi kenapa kamu sampe sebegitu bodohnya terus melihat ke arah dia? Padahal dia bukan orang yang kamu cari, sekarang lihat. Ariana yang selama ini kamu cari sampe pergi gara-gara dia kan!" omel Latifa yang tidak bisa menahan dirinya setelah menyaksikan langsung kebodohan Darren.

Kali ini Darren tidak hanya mengangguk atau menampilkan penyeselannya. Ia mulai melirik ke arah Latifa dan menatapnya bingung.

"Maksud Bunda, Bunda udah tau kalo Ralinda bukan An yang selama ini aku cari?" tanya Darren lirih.

"Bukannya udah jelas? Selama ini Bunda kan udah bilang ke kamu, kamunya aja yang nggak percaya sama omongan Bunda," jawab Latifa yang terlanjur kesal.

"Tapi.. aku kira itu cuman karena Bunda nggak suka aja sama Ralinda," ujar Darren tak mengerti.

"Dari awal Bunda nggak percaya kalo dia orang yang kamu cari. Dan Bunda itu tau siapa orang yang kamu cari. Dia bukan dari panti asuhan, nggak mungkin kalo Ralinda itu dia," ujar Latifa lagi.

"Bunda... Bunda tau darimana kalo dia bukan dari panti asuhan?" tanya Darren bingung.

"Karena Bunda tau siapa dia! Mama kamu udah cerita sama Bunda, siapa anak yang bikin kamu selalu senyum-senyum tiap saat. Mama kamu udah pernah ketemu sama dia, dan siapa identitasnya. Jadi nggak mungkin kalo itu Ralinda yang berasal dari panti asuhan," jawab Latifa frustasi. Ia tidak menyangka harus mengatakan ini kepada Darren dalam kondisi yang tidak mengenakkan seperti ini.

"Maksud Bunda? Bunda tau siapa dia tapi nggak pernah ngomong ke aku?" tanya Darren tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Bunda udah berusaha bilang ke kamu, tapi kamu nggak pernah percaya sama Bunda Ren, kamu terus bilang kalo Ralinda adalah orang yang selama ini kamu cari, kamu udah buktiin sendiri," jawab Latifa yang mulai lemas. Tak terasa air matanya mulai mengalir menyesali masa lalu yang tidak mengenakkan.

Not A Surrogate Wife [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang