16 Kesal

7.5K 357 18
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Siapa yang nungguin kisah Ariana dan Darren? Maksimalin semangatnya karena author lagi semangat di sini nih. Langsung klik VOTE nya dan kasih komentarnya.

Kita ikutin perkembangan hubungan Darren dan Ariana ya. Hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading...

*
*
*

Pagi ini Ariana dan Darren sarapan bersama di meja makan. Sejak tadi tidak ada yang memulai pembicaraan dan sibuk dengan kegiatan masing-masing. Bahkan Nikmah dan Wati yang ada di dapur pun hanya saling melirik karena ketegangan tuan rumah mereka.

Ariana sedang berpikir bagaimana caranya mengorek informasi tentang Darren. Kalau mereka tetap berjauh-jauhan seperti ini, maka ia tidak akan bisa membawa kebahagiaan untuk Darren. Dan lebih parahnya dia pasti akan terjebak dalam pernikahan semu ini selamanya. Membayangkannya saja sudah sangat mengerikan.

"Saya mau dianterin ke kantor," ujar Ariana tiba-tiba.

Darren yang sejak tadi fokus makan pun mulai melirik Ariana yang duduk di depannya.

"Saya sibuk," tolak Darren.

"Nganterin saya nggak akan buat waktu kamu kepotong kok, kantor saya kan searah sama kantor kamu," ujar Ariana sedikit meremas sendok. Darren ini belum apa-apa sudah semenyebalkan ini.

"Gunanya supir yang kamu ambil apa?" tanya Darren menatap Ariana datar.

"Kamu ini sangat nggak bertanggungjawab ya jadi suami," ucap Ariana sinis sambil memicingkan kedua matanya. Sepertinya Darren memang tidak bisa dibaik-baiki, laki-laki itu terlalu menyebalkan, maka Ariana akan bersikap menyebalkan juga.

"Terserah," balas Darren cuek dan tetap makan dengan tenang.

Ariana benar-benar kesal dengan sikap Darren. Kenapa laki-laki menyebalkan seperti ini bisa bersatu dengan wanita seperti Ralinda? Dilihat dari segi manapun Darren ini sangat jauh dari sikap manis.

Saat Ariana berjalan keluar rumah, ia sudah hendak menghampiri pak Kadir yang sedang ada di pos satpam, tapi mobil Darren yang hendak keluar menghalangi langkahnya. Dengan santainya Darren membuka kaca mobilnya tepat di samping Ariana, melihat wajah cantik yang sedang kusut itu.

"Buka gerbangnya," titah Darren.

Karena malas berdebat, Ariana pun segera membuka gerbang itu dengan dongkol. Wanita itu membuka gerbang dengan kasar dan membiarkan mobil Darren lewat. Setelah itu Ariana segera menghampiri pak Kadir dan pak Nurman yang sudah berdiri di depan pos satpam merasa tidak enak karena majikan mereka yang melakukan tugas mereka.

"Pak Kadir, siapin mobil,.."

"TIN TIN!"

Belum selesai Ariana berbicara, bunyi suara klakson Darren memotongnya. Wanita itu langsung menoleh kesal pada mobil Darren.

"APA LAGI!" kesal Ariana mengeraskan suaranya karena jarak yang lumayan jauh.

"Naik."

Satu kata yang membuat Ariana benar-benar kesal. Kenapa tidak dari tadi Darren menyuruhnya naik mobil kalau memang mau memberinya tumpangan? Namun dengan langkah anggun, Ariana kembali melangkah menuju mobil Darren dan membuka pintunya.

"Tutup lagi gerbangnya," baru saja Ariana hendak naik, Darren sudah memberinya perintah lagi.

"Nggak usah protes, jangan buang-buang waktu," tambah Darren seakan tahu kalau Ariana akan membantahnya.

Not A Surrogate Wife [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang