28 Disayangi

9.3K 555 50
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Siapa yang udah nungguin kisah Ariana & Darren nih????

Sebelumnya author mau ngucapin Selamat merayakan Idul Adha, Mohon maaf lahir dan batin ya... Yang pada makan daging, makin asyik nih kalo ditemenin sama kisahnya dua sejoli kesayangan kita malam ini.

Jangan lupa VOTE dan komentarnya yang banyak. Oh iya author mau ingatin ini malam terakhir kalian bisa dapatin ebook promo diskon 40% ya.. Caranya ada di part terakhirnya "Baby Project". Langsung cek aja di kisah Zayn & Adifa.

Sekarang kita siapkan mood terbaik karna chapter ini akan bawa mood baik juga. Hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading...

*
*
*

Setelah sampai di rumahnya, Ariana menghela napas lega karena terbebas dari dunia luar yang sudah menguras tenaganya hari ini. Perempuan itu menjatuhkan tubuhnya di sofa ruang keluarga sambil memejamkan mata. Sungguh menjalani hari bersama Darren terasa melelahkan untuknya.

Begitu membuka mata, Ariana langsung disuguhkan pemandangan wajah Ralinda yang sedang tersenyum di dalam foto. Ariana yang baru saja merasa lega kembali dibuat kesal karenanya. Kenapa juga foto Ralinda ada dimana-mana? Sangat mengganggu pemandangan dan ketenangan.

"Kenapa?" tanya Darren saat melihat Ariana mengeluh dan berdiri hendak menuju kamar. Apa perempuan itu masih kesal karena kejadian tadi?

"Saya lagi nggak mau berantem," balas Ariana berjalan lunglai menuju kamar yang terletak di belakang ruang keluarga.

Darren hanya membiarkan Ariana melewatinya dan memasuki kamar. Pria itu menoleh ke sumber yang membuat Ariana mengeluh barusan dan menemukan foto Ralinda di sana. Apa Ariana mengeluh karena foto Ralinda?

***

Matahari sudah tenggelam sejak 1 jam yang lalu dan Ariana baru membuka kedua matanya. Ya, ia memilih tidur setelah kembali dari luar dan merasa kesal. Perutnya terasa sakit membuatnya sedikit meringis. Ariana menghela napas mengingat ini sudah waktunya tamu bulanannya datang. Dan ia selalu merasa nyeri di perut bawahnya di hari pertama datang bulannya meskipun tidak terlalu parah, tapi tetap saja mengganggu.

Ariana beranjak untuk membersihkan dirinya sebelum menyadari kalau persediaan pembalutnya sudah habis. Ia merutuki dirinya sendiri yang lupa menyiapkan hal penting seperti itu. Karena tak punya pilihan lain, akhirnya ia mengambil ponselnya dan meminta Darren untuk membelikannya pembalut. Terserah pria itu mau berpikir seperti apa.

Sementara Darren yang sedang duduk di ruang keluarga mengernyitkan alisnya melihat isi percakapannya bersama Ariana. Tiba-tiba perempuan itu memintanya untuk membelikan kebutuhan wanita tanpa menerima penolakan. Bahkan Ariana sampai mengancamnya untuk melaporkannya pada Latifa kalau ia tidak menurut. Kenapa tidak mengatakan langsung padanya dan harus melalui pesan seperti ini?

Darren pun memutuskan untuk menuruti permintaan Ariana daripada berujung pada drama yang tidak perlu. Namun begitu sampai di sebuah minimarket dan berada di deretan benda yang akan ia beli, Darren mulai berpikir kenapa ia harus melakukan hal konyol seperti ini? Ia sampai harus mengambil beberapa gambar dan mengirimkannya pada Ariana karena tidak tahu harus membeli yang mana. Belum lagi tatapan beberapa pengunjung yang menatapnya terkesima, sungguh memalukan. Mungkin Darren telah menghabiskan setengah jam hanya untuk memilih sekotak pembalut.

Selepas dari minimarket pun Darren tak langsung pulang. Laki-laki itu justru mampir ke sebuah restaurant dan memborong beberapa menu yang tersedia di sana. Baru ia pulang ke rumah tanpa membuka ponselnya lagi. Ketika sampai di rumah, Darren langsung membawa semua belanjaannya dan menaruhnya di meja makan. Lalu melihat satu pack pembalut yang ia beli tadi dalam diam. Ya, Darren berakhir membeli 1 pack karena gengsi hanya membeli 1 kotak saja. Apalagi ada beberapa orang yang menatapnya di sana.

Not A Surrogate Wife [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang