Bab 16

259 25 0
                                    

Ahyeon terbangun dan melihat kondisi kamarnya begitu berantakan. Malas sekali rasanya ia membereskan kamarnya. Padahal semua ini karena ulah rami tadi malam yang terlalu "liar" padanya.

Ahyeon berjalan dengan langkah kaki yang berat menuju kamar mandi. Sebelumnya ia berpapasan dengan cermin besar yang ada di samping lemari baju.

"Astaga!! Banyak sekali bekas kissmarknya!!"

Ahyeon menghitung satu persatu kissmark yang ada di tubuhnya. Padahal sudah jelas-jelas dia melarang rami untuk meninggalkan kissmark ditubuhnya. Dia khawatir ada yang melihat dan menceritakannya kepada chiquita.

Ahyeon berlari ke kamar mandi dan membersihkan semua kissmark "pemberian" Rami dengan spon mandi. Dan tentu saja hal itu sia-sia, karena kissmark tidak semudah itu untuk dihilangkan. Ahyeon mulai panik.

"Ramiiiiii.. aku sudah bilangkan jangan tinggalin kissmark!"

Tidak ada yang membalas.

"Rami?"

Ahyeon mengintip keluar. Tidak ada siapapun dikamarnya. Ahyeon mengeringkan tubuhnya dan bergegas keluar. Ia tidak menemukan rami dimanapun, sampai ia menemukan memo diatas meja makan yang diselipkan di atas piring berisi telor ceplok.

"Yeon.. aku pergi rapat kesekolah. Kunci saja pintunya kalau kau mau pergi

-rami yang super keren-

p.s: aku hanya bisa buatkan ini, dan maaf soal kissmarknya :p"

Ahyeon tersenyum, karena baru kali ini dia makan masakan rami.

Ahyeon berjalan perlahan menuju kamar tidurnya dan membuka lemari pakaian. Ia memilih-milih baju yang bisa menutupi kissmark pemberian rami yang "berserakan" di sekitar dada dan lehernya. Mau tidak mau, ahyeon memakai sweater kesukaan rami untuk menutupi bagian lehernya.

Ahyeon menyantap telor ceplok sambil menonton televisi. Sesekali ia menatap ke arah jam. Lama sekali rami pergi, ia merasa bosan sendirian di kamar asramanya. Ahyeon beranjak dan berencana untuk mencuci piring kotornya.

*TOK TOK TOK

Terdengar suara ketukan dari arah pintu depan. Ahyeon menghentikan langkahnya dan berjalan menuju pintu tersebut. Setelah pintu dibuka, ahyeon mendapati wouyong dan juga yujin didepan pintunya. Dan lagi-lagi tidak ada Liz.

"Hai kk ahyeon..."

"Wouyong?"

"Aku dan yujin habis dari tempat kk asa. Jadi, aku sekalian mampir saja kesini."

"B..begitu? Yaudah, masuk dulu"

Tanpa canggung sedikit pun, wouyong dan yujin melangkahkan kaki memasuki kamar ahyeon. Wouyong langsung menarik tangan yujin dan membawanya duduk di sofa.

Ahyeon yang baru saja kembali dari dapur langsung menghampiri keduanya. Membawa beberapa kue kecil dan minuman kalengan.

"Ah, kk ahyeon.. tidak usah repot. Kami
tidak akan lama kok."

"Tidak apa-apa. Kalian kan tamu.. dan satu lagi, berhentilah memanggilku dengan embel-embel kakak. Ini tidak di sekolah hmmm."

"Maaf.."
Wouyong menundukkan kepalanya.

Wouyong dan ahyeon menikmati obrolan mereka, walau sesekali ahyeon terganggu dengan pandang yang di berikan yujin padanya. Ahyeon tidak berani membentaknya seperti yang biasa chiquita lakukan. Mungkin itu juga yang menyebabkan yujin tidak melepas pandangannya dari ahyeon.

"Anu, wouyong. Belakangan hari.. setiap aku melihatmu.. aku tidak pernah melihat Liz bersamamu.. selalu yujin.. kemana dia? Apa dia belum baikan juga?"

Wouyong tertegun, arah pandangannya mulai kemana-mana, seolah mencari alasan tepat untuk menutupi hal yang sebenarnya terjadi.

That Strange Creature that I love (GXG) (Chiyeon)ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang