Bab 36

186 21 13
                                    

*Rin POV

Seolah seperti mimpi. Aku akhirnya bertemu dengan anak perempuanku yang ku pikir sudah bernasib sama seperti saudara kembarnya. Lihat wajahnya, lesu sekali. Apa yang sebenarnya terjadi? Dimana nona ahyeon? Bukankah seharusnya mereka bersama. Apa terjadi sesuatu di antara mereka.

Ku elus perlahan pucuk kepala chiquita yang dari tadi masih menyembunyikan wajahnya di kedua lutut yang dipeluknya itu. Beberapa kali terdengar isak tangisnya. Apa mereka berdua bertengkar?

"Chiquita..."

Percuma saja. Ini sudah ke 4 kalinya aku memanggil namanya, tapi dia tetap tidak mau melihat wajahku. Seberat itukah masalahnya?

"Chiquita. Kalau kamu diam terus, ibu jadi tidak tau harus melakukan apa"

Secara ajaib, chiquita perlahan mengangkat kepalanya. Astaga! Lihat lututnya. Berapa kali dia menggigit lututnya? Bahkan kulit lututnya itu hampir terkelupas.

Chiquita terlihat mengusap wajahnya dan kedua matanya. Matanya terlihat sembab sekali.

"Sayang. Apa yang terjadi? Ceritakan pada ibu..."

Chiquita hanya menggeleng. Ia terlihat enggan menceritakan masalahnya. Baiklah, aku mengerti. Memang tipikal chiquita sekali. Seberat apa pun masalahnya, ia tidak akan mau menceritakannya pada siapa pun.

Aku memaklumi hal itu, sifat tertutup yang di turunkan ayahnya. Tapi satu hal yang tidak aku suka adalah, ketika dia menangis, meluapkan semua emosinya, chiquita kerap melukai dirinya.

Kini chiquita meraih tubuhku untuk di peluk. Ku peluk anak gadisku yang sebenarnya manja itu. Aku masih bisa merasakan tubuhnya yang gemetar karena masih ingin melanjutkan tangisannya.

"Ibu akan menunggu sampai kamu siap menceritakan semua masalahmu, chiquita"

Aku merasakan pergerakan kepala chiquita yang menggeleng. Keras kepala ya.

"Aku... hanya rindu pada ibu..."

"Mungkin kamu bisa menyembunyikan suaramu selama menangis, tapi tidak dengan masalahmu nak. Ibu tau kamu tidak sekeras ayahmu. Ceritalah sayang..."

Chiquita perlahan mengangkat tubuhnya. Bibirnya sedikit mengerucut, berusaha menahan air mata yang mungkin sudah mendesak keluar dari balik kedua matanya.

"Ibu tau... pasti sakitkan... berpisah dengan orang yang... orang yang... yang..."

"Apa yang nona ahyeon lakukan
padamu sayang?"

Ah, sepertinya pertanyaanku salah. Chiquita kembali menangis dan menjadikan bahuku sebagai tempat persembunyian wajahnya. Ku rasakan dengan jelas pergerakan tubuh chiquita yang mengikuti isak tangisnya.

Mungkin karena letaknya yang cukup dekat, telingaku bisa mendengar suara chiquita yang sangat pelan memanggil nama wanita itu. Oh tuhan, apa yang sebenarnya terjadi...

Cukup lama chiquita bertahan di bahuku sampai aku sendiri tidak sadar kalau dia sudah tertidur dengan sendirinya. Ku biarkan tubuhnya terbaring di atas sofa dan menutupi tubuhnya dengan selimut kesukaannya.

🧛‍♂️🧛‍♂️🧛‍♂️

Sepertinya persediaan darah yang di berikan rami terakhir kali masih cukup untuk kami berdua. Aku yakin, chiquita pasti akan tinggal selama beberapa hari di sini.

Aku kembali menutup lemari pendingin dan mengeluarkan beberapa butir kacang untukku makan, selagi menunggu chiquita terbangun. Aku sedikit menggorengnya agar lebih garing dan mengeluarkan aroma.

"Ibuuu..."

Dan sepertinya chiquita menyadari kalau aku juga menyiapkan cemilan favoritnya.

"Ibu di dapur sayang..."

That Strange Creature that I love (GXG) (Chiyeon)ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang