Bab 24

210 30 6
                                    

Ahyeon berjalan sendirian di lorong sekolah. Ia mengadahkan kepalanya ke atas. Menatap langit-langit gedung sekolah. Dan juga menahan sesak di dadanya, karena sudah 2 hari chiquita tidak berbicara dengannya. Bukan hanya itu saja, chiquita bahkan tidak memakan darahnya.

Ahyeon terlarut dalam lamunannya, sampai-sampai ia hampir menabrak Ruka dan Pharita yang sedang berjalan sambil mengobrol di depannya.

"Uwaah!! Ahyeon!!"

Ahyeon cekatan menghentikan langkah kakinya karena mendengar teriakan pharita yang mengagetkannya.

"Ah, maafkan aku rita.. Kak Ruka.."

"Tidak masalah yeon. Untung kita tidak tabrakan ya, haha.."

"I..iya.."

Pharita menyadari ada yang tidak beres dengan ahyeon. Ia berinisiatif menanyai gadis berambut panjang itu.

"Ahyeon? Kau kenapa? Wajah mu lesu sekali, belum makan ya?"

Ahyeon hanya menggeleng pelan menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh pharita.

"Apa chiqi membuat ulah lagi?"

Dan benar saja, hanya dengan mendengar namanya saja, tangis ahyeon langsung pecah. Air matanya mengucur deras. Ia tidak kuat lagi menahan sesak di dadanya.

Pharita menyambut tubuh ahyeon yang tiba-tiba tumbang itu dan berencana membawanya ke ruang kesehatan. Dan menyuruh Ruka menuju kelas ahyeon untuk memberitahu rami.

Setibanya di ruang kesehatan, pharita membaringkan tubuh ahyeon di atas kasur. Ia menyelimuti tubuh ahyeon yang sudah sangat lemas itu. Bagaimana tidak, sepanjang jalan menuju ruang kesehatan, ia terus-terusan menangis. Pharita mulai cemas dengan kondisi ahyeon. Akibat pertanyaannya ahyeon menjadi seperti ini.

Seseorang menggeser pintu ruang kesehatan dan berjalan terburu-buru menuju kasur yang di tiduri ahyeon.

"AHYEON!! KAU KENAPA? APA YANG TERJADI?"

Rami berusaha mengguncang tubuh sepupunya itu. Tidak ada jawaban yang keluar dari mulutnya. Hanya isak tangis yang sesekali terdengar.

Rami memutar arah pandangnya dan menatap wajah pharita.

"Pharita, apa yang sebenarnya terjadi?"

"A..Aku tidak sengaja membuatnya menangis sersan" Pharita menjawab dengan ragu-ragu. Ia takut kalau rami akan marah padanya.

"Menangis? Bagaimana bisa?"

"Tadi, ahyeon berjalan sambil melamun, dan hampir menabrak aku dan juga Dani-sama. Aku melihat wajahnya lesu sekali, kupikir karena lapar. Saat aku tanya apa chiquita membuat ulah lagi, ahyeon langsung menangis. Maafkan saya "

Pharita langsung membungkuk dalam di hadapan rami.

"Yang di sampaikan pharita itu betul rami. Aku juga sempat kaget saat melihat ahyeon tiba-tiba menangis" Jelas ruka yang baru saja datang.

Rami hanya terdiam. Ia memandangi wajah ahyeon dan mengelus kepala gadis itu yang baru saja berhenti menangis. Entah karena semua sesak di dadanya telah hilang atau karena kelelahan.

"Terima kasih ya pharita.. Ruka.. kalian bisa kembali ke kelas. Aku akan menjaga ahyeon di sini"

"Tidak apa-apa kalau sendirian saja sersan?"

Rami mengangguk. Dan pharita beserta pemiliknya pun meninggalkan rami yang masih mengelus-elus kepala ahyeon.

Ahyeon memiringkan tubuhnya dan tangannya meraih tangan rami yang dari tadi mengelus kepalanya. Ia menggenggam erat tangan sang sersan. Rami menghela nafas, niatnya untuk "menghajar" Chiquita lagi-lagi di gagalkan ahyeon. Rami  hanya bisa duduk di samping ahyeon yang mulai tertidur.

That Strange Creature that I love (GXG) (Chiyeon)ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang