Bab 22

263 34 5
                                    

Hujan membasahi jalan yang dilalui ahyeon dan chiquita. Ahyeon tampak kesulitan mengiringi langkah chiquita yang berjalan lumayan cepat, ditambah lagi, ahyeon berjalan sambil memegang payung.

"Canny.. jalannya pelan sedikit. Aku susah mengikuti langkah kakimu"

"Ini juga udah pelan ahyeon, langkah kakimu di perbesar lagi. Kalau tidak kita akan terlambat"

Ahyeon masih berusaha mempercepat langkah kakinya.

Dipertengahan jalan, mereka berpapasan dengan yujin dan Wouyong. Wy Ia melempar senyum kepada keduanya. Ahyeon membalasnya dengan ramah. Chiquita mengerinyitkan dahinya, ia tidak melihat sahabatnya Liz di antara Wouyong dan yujin.

"Wouyong. Liz mana? Bukannya dia sudah sembuh? Kok tidak masuk sekolah?"

*DEG*

Detak jantung ahyeon tiba-tiba menjadi cepat, ia lupa memberi tau chiquita sebelumnya tentang keadaan Liz

"Chiquita, kau belum tau ya?"
Jawab yujin

Chiquita menggelengkan kepalanya. Ahyeon meraih tangan chiquita dan menariknya, ia menatap kedua mata chiquita dan sedikit menggelengkan kepalanya

"Maaf aku belum memberitaumu canny.."

"Memberitau ара?"

Wouyong membiarkan ahyeon dan chiquita melanjutkan pembicaraan rahasia itu dan menarik tangan yujin untuk terus berjalan menuju sekolah.

"Eh, wouyong!" Teriak chiquita. Tapi gadis itu mengacuhkannya, ia sepertinya lelah menceritakan keadaan liz berulang-ulang.

"Lihat? Wouyong jadi ngambek gara-gara kau ahyeon. Sebenarnya ada apa? Dan kenapa kita malah bisik-bisik"

"Nanti saja pulang sekolah aku ceritakan Canny. Kalau sekarang, kita akan terlambat"

Ahyeon menarik tangan chiquita agar mempercepat langkahnya. Ahyeon berusaha menyembunyikan kenyataan yang harus di terima chiquita, kenyataan pahit bahwa
Liz sudah tidak ada.

🧛‍♂️🧛‍♂️🧛‍♂️🧛‍♂️

Di lorong sekolah, ahyeon dan chiquita melihat freen yang kepalanya sedang dikeringkan oleh Bona dengan handuk. Rami terlihat memarahi freen. Tapi freen tidak menanggapinya, ia malah keenakan karena rambutnya tengah dikeringkan oleh bona.

"Lihat! Kalau kau tidak lari duluan, kau pasti tidak akan basah begini" Celetuk rami

"Sudahlah Rami. Lagi pula, kita hanya punya satu payung..... wajar saja freen lari seperti itu. Kan tadi jarak dari gerbang ke teras sekolah lumayan dekat"

"Tuh, kk bona saja tau. Masa payung sekecil itu mau dipakai bertiga, ya sempitlah" Sanggah freen dari balik handuk yang masih membungkus kepalanya.

Rami hanya menggelengkan kepalanya dan menghela nafas berat. Ia merasa sikap freen seperti anak umur 5 tahun.

"Nah, selesai. Sekarang sisir rambutmu"

Bona memberikan sebuah sisir kepada freen. Freen meraihnya dan memberikannya kepada rami.

"Papa, sisirin rambutku dong..."

Wajah rami yang tadinya kesal tiba-tiba memerah akibat panggilan iseng dari freen

"Ke..ke...kenapa memanggilku seperti itu!"

Freen dan bona tertawa bersamaan. Rami melirik wajah freen, ia tersenyum. Karena akhirnya freen bisa tersenyum kembali dan tidak terlarut dalam kesedihan. Di tambah lagi, sudah seminggu lamanya sejak freen menerima permintaannya menjadi vampire miliknya.

That Strange Creature that I love (GXG) (Chiyeon)ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang