..
Bangun dengan seluruh tubuh yang seolah remuk, Mavery di kejutkan dengan wajah Dimytri.
"Kontol!"
Terkejutnya bukan main, hingga Mavery tanpa sadar mengucapkan kata sembrono dari mulutnya. Menutup mulutnya dengan cepat. Mavery segera bangkit dan menyatukan kedua alisnya.
"Kamu teh ngapain di sini?"
Dimytri menjauh, meliriknya dengan sinis, lalu berujar dengan nada kesal. "Begitu saja sudah pingsan __kalau tahu kamu tidak bisa, tidak usah melakukan hal-hal merepotkan semacam itu."
Rosaline yang berdiri tak jauh dari keduanya hanya menggelengkan kepalanya heran, padahal orang pertama yang tergesa-gesa menghampiri Mavery saat anak itu tumbang ialah dirinya.
Bahkan saat anak itu tak kunjung membuka mata, Dimytri mulai mengancam para healer jika Mavery tak kunjung membuka mata, kepala mereka akan terpisah dari tubuh masing-masing.
Semengerikan itu, namun sekarang seolah-olah laki-laki itu tidak pernah perduli sama sekali.
Rosaline mendekat. "Sudahlah Dimytri, __semuanya sudah aman, jika perlu kita akan menambah prajurit." Kata Rosaline. Menengangkan kakak dari anak kecil itu.
Mavery menipiskan bibirnya. Dia menggaruk dahinya sembari menatap Rosaline. "Ibu, __bagaimana dengan Simo- aw! Fuck!"
Belum selesai bertanya. Mavery di kejutkan dengan gebrakan yang terdengar amat kencang. Itu Dimytri yang tengah menatapnya tajam.
"Sekali lagi, __kamu bertanya tentang Simon, akan ku bunuh Simon saat itu juga."
Mavery tersenyum, mengalihkan pandangannya pada Dimytri. "Mang ea?"
Mavery terguling saat mengucapkan itu. Mungkin ini yang di sebut karma karna sudah durhaka?
Mavery menggelengkan kepalanya, melihat Rosalina dan Dimytri yang menutup mata dengan tangan, sepertinya mereka sudah lelah dengan tingkah anak kecil di hadapan mereka.
Rosaline mendekat dan memapah Mavery untuk segera bangkit. Mendudukkan anaknya di atas ranjang kembali. Membiarkan Dimytri berdiri di tempatnya dan bertanya.
"Ibu, aku pikir musim dingin masih lama, tapi mengapa akademi sudah memberi undangan untuk segera kembali?"
Dimytri sedikit curiga dengan adanya undangan, karna sekiranya, musim dingin masih berlangsung sekitar -3-4 hari menurut perkiraan. Meski begitu, indangan dengan stempel resmi juga cukup membuatnya bimbang, tak mau aji mumpung, meski berasal dari kerajaan, tak mengecualikan mereka dari peraturan yang sudah di tetapkan.
Rosaline mengerutkan dahi. "Bukannya memang seharusnya begitu? Mavey audah berada di istana 5 hari?"
Dimytri terdiam. "5 hari? __bukankah Mavey baru berada di istana 2 hari yang lalu?"
Kini giliran Rosaline yang hanya diam. Menghela nafas berat. "Itu karna kamu yang baru saja tiba dari tugas, benar?"
Dimytri mengerjap, menendang meja makan di kamar Mavey. "Tugas kerajaan sialan, aku bahkan belum sempat mengajak Mavery berduel. Dan sekarang aku sudah harus menerima fakta anak ini akan kembali ke akademi besok? Yang benar saja?"
Rosaline melirik Mavery. Melihat reaksi anak itu yang tengah tsrsenyum lebar itu membuat Rosaline menepuk dahinya. Apa dia telah melahirkan sekumpulan maniak tarung?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloviate.
RandomIsa hanya berniat membantu tetangganya. Siapa yang akan mengira bahwa Dia malah malah berakhir di sini? Slow Update. belum dapet ide. belum bisa lanjutin