Bab 18 ~ Pembalasan

148 84 14
                                    

Happy Reading!

Setelah melalui perjalanan yang sangat padat karena kendaraan sore hari ini, akhirnya Albert sampai di Arcadia International dan memarkirkan mobil merahnya di sembarang tempat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah melalui perjalanan yang sangat padat karena kendaraan sore hari ini, akhirnya Albert sampai di Arcadia International dan memarkirkan mobil merahnya di sembarang tempat. Ia sudah mendapati Edrick yang masih berdiri menunggu kedatangannya tadi disana.

"Pak, masih belum ada kabar dari Queen?" tanya Albert sudah di hadapan Edrick.

"Belum ada tuan, bahkan ponselnya pun tidak aktif saat saya hubungi."

Albert mengamati tiap gedung besar disana, mungkin ia harus mencoba untuk mengecek tiap ruangan yang terbuka. "Ayo kita cek ke dalam" ajak Albert pada Edrick dan langsung berlari memasuki gedung.

Tiap pintu ruangan disana, Albert coba untuk buka dan melihat apakah ada gadis itu di dalamnya. "Queen" panggil Albert berjalan dengan langkah besar. Ia sudah sangat merasa khawatir pada gadis itu, tidak biasanya ia begini.

Saat ini mereka berdua sudah berada di koridor lantai dua, masih mengamati tiap ruangan kelas disana. Namun tiba-tiba saja, mereka mendengar suara teriakan seseorang dari lantai atas. Mata Albert dan Edrick membelalak lebar saling berpandangan. Albert mengerutkan dahinya, ia merasa seperti mengenali suara teriakan seseorang itu. Suara teriakan tadi bukan dari Azallea, melainkan suara dari Radja.

"Queen" lirih Albert langsung berlari menaiki anak tangga menuju ke atas, dan di ikuti oleh Edrick dari belakang.

Saat sudah berada di lantai tiga, Albert langsung membuka satu persatu pintu ruangan disana, tapi belum menemukan apapun. Namun ia kembali mendengar suara, suara meja dan kursi ruangan yang kakinya menggeser pada lantai keramik. Ia melirik pada satu kelas, yang ia rasa dari dalam ruangan itu lah sumber suara yang ia dengar tadi.

Saat ia membuka gagang pintu itu, ternyata pintu terkunci dari dalam. Ia semakin yakin kalau Azallea ada di dalam sana. Albert menoleh ke wajah Edrick, memberi kode untuk harus membantunya mendobrak pintu ruangan itu.

Dalam hitungan tiga detik, pintu langsung terbanting keras dan terbuka lebar dari tendangan mereka berdua. Albert dan Edrick langsung mendapati pemandangan yang tidak bisa di deskripsikan dengan jelas, karena kedatangan mereka pun sudah sangat terlambat. Ia sudah melihat tubuh lemah Queen terbaring di atas lantai yang suhunya lumayan dingin disana. Matanya membelalak lebar bahkan sudah memerah dalam rasa penyesalan.

"QUEEN" teriak Albert langsung berlari menghampiri Azallea.

Sementara Edrick, ia juga langsung memberi pukulan keras pada wajah Radja saat masih berdiam dalam lamunannya tadi. Kepalan tangan Edrick semakin menguat untuk memberi pelajaran pada lelaki itu. Dan saat kembali memberi pukulan, Radja akhirnya memberi balasan pada pria itu untuk memberikan satu pukulan pada punggungnya.

Pukulan yang diberikan Radja tadi lumayan keras, sampai membuat tubuh tegap Edrick merintih kesakitan. Dan dengan pukulan itu, memberikan Radja kesempatan untuk kabur dari sana. Edrick mencoba untuk mengejar lelaki itu, tapi di tahan oleh Albert.

3A PROBLEM'S [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang