Happy Reading!
Hari sudah berada di ujung senja, dan pada sore ini cuacanya sedikit dingin hawanya dari sore sebelumnya. Di dalam ruangan Azallea, ia sedang berada disana sendirian. Hari demi hari pandangannya selalu menuju pada luar jendela ruangan sambil duduk di atas ranjang tidurnya. Mungkin itu menunjukkan kalau ia sangat merindukan suasana di luar, namun dengan kondisinya yang saat ini, harus memaksanya tetap berada di Avrino Hospital.
Namun Azallea tidak menghiraukan itu sama sekali, karena setiap harinya ia selalu di temani oleh Anrez disana. Bahkan saat ini pun Anrez baru saja tiba di ruangan Azallea untuk menghampiri gadis itu yang masih berada dalam lamunan. Tidak ada hentinya sama sekali ia membawa mawar hitam kepada Azallea. Setiap kali bunga mawar hitam yang ia berikan sudah layu, ia kembali membawa mawar hitam itu dan menggantikan perannya pada vas panjang di ruangan, dan aktivitas itu sudah berjalan selama satu bulan ini.
"Hai, Queen" sapanya saat sudah berjalan mendekati Azallea.
Azallea menoleh ke belakang dan akhirnya mengeluarkan senyuman lebar dari bibir mungilnya. Ia merasa senang jika setiap kali Anrez tiba dan datang untuk menemuinya.
Anrez berjalan mengarah vas bunga yang berada di dekat jendela ruangan, dan menggantikan bunga mawar hitam yang layu itu dengan bunga mawar hitam yang baru saja ia bawa. Dan setelah selesai menyelesaikan aktivitasnya, ia berjalan pula mendekati Azallea dan ikut duduk di sebelah gadis itu.
"Kamu tau ngga?..." ucap Anrez membuat Azallea kini menatap wajahnya.
"Bunga mawar hitam itu bisa layu, karena merasa insecure lihat kecantikan kamu" ujar Anrez.
Azallea terkekeh kecil dengan ucapan lelaki di sebelahnya itu barusan. Rasanya ia kembali mendapatkan gombalan yang tidak ada habisnya dari mulut lelaki itu.
"Itu gombalan lagi?" tanya Azallea.
"Bukan, tapi pernyataan yang fakta" balas Anrez.
Azallea tersenyum pula hingga membuat kedua pipinya sudah berubah menjadi merah jambu. Setiap kata yang di keluarkan oleh Anrez dari mulutnya, seolah membuat ia berulang kali ingin terbang setinggi-tingginya agar bisa berteriak bebas dan mengatakan pada langit bahwa ia sangat salah tingkah dengan lelaki tersebut.
Anrez mengambil selimut bulu lembut pada ranjang tidur Azallea, dan membaluti kedua badan mereka di karenakan hawanya sudah semakin dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
3A PROBLEM'S [TERBIT]
Teen FictionKetika Jiwa dan Raga Yang Hampir Mati, Dipaksa Untuk Kembali Hidup. Kisah seorang gadis yang terkenal dengan paras wajahnya yang cantik, serta mempunyai bola mata yang sangat amat indah bagaikan bulan dikelilingi oleh kerlipan ribuan bintang. Hidupn...