Bab 19 ~ Kembali Kehilangan

154 83 20
                                    

Happy Reading!

Setelah selesai dari pertengkaran remaja tadi di Arcadia International School, Anrez langsung bergegas pergi dari sana, dan sudah berada di perjalanan saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah selesai dari pertengkaran remaja tadi di Arcadia International School, Anrez langsung bergegas pergi dari sana, dan sudah berada di perjalanan saat ini. Ia duduk di kursi belakang, mobil yang ia naiki di kendarai oleh Emiliano.

Sedangkan Prince dan Edrick, mereka masih berada di Arcadia International Schol, mengurus permasalahan yang dibuat oleh Radja kepada adiknya. Ia tidak akan memberi ampun pada lelaki itu, sekalipun ia anak ketua yayasan.

Di dalam ruangan yang merupakan ruang pribadi, sudah ada Prince, Edrick, beberapa petugas kepolisian dan beberapa guru di Arcadia International School. Semuanya sudah berdiri di tempat masing-masing.

"Kami akan mengecek cctv di ruang lantai tiga sekolah ini sekarang" ucap pria bertubuh besar yang merupakan salah satu detektif di antara mereka.

"Tidak bisa, kenapa ini sangat mendadak?" tanya salah satu wanita di ruangan.

Ia adalah Rossa, ibu dari Radja, juga merupakan ketua yayasan di Arcadia International School. Ia belum mengetahui perbuatan Radja pada salah satu muridnya disana kemarin, karena keberadaan Prince dan beberapa anggota petugas disana pun datangnya secara tiba-tiba.

"Maaf, tapi kami sudah ada surat izin laporan penggeledahan cctv di sekolah ini."

Dan karena tidak ingin berlama-lama, salah satu petugas dari mereka langsung membuka layar komputer itu di atas meja, dan mencari titik kamera yang tersorot pada sore kemarin di lantai tiga. Semua orang disana ikut mengamati layar dari belakang petugas yang duduk di depan komputer tadi.

Saat rekaman itu sudah terlihat semuanya disana, orang-orang di ruangan membelalak lebar melihat semua yang ada disana, terlebih lagi semua para guru. Prince tidak sanggup melihat kejadian yang di alami adiknya kemarin dari rekaman, ia mencoba untuk terpejam dan menggigit bibir bawahnya dengan tekanan kuat. Bagaimana bisa ia menyaksikan adiknya di siksa seperti itu, padahal ia sendiri pun tidak pernah berani berbuat kasar pada Azallea.

"Radja" gumam Rossa, ia masih diam terpaku melihat rekaman disana. Ia tidak pernah menyangka kalau itu adalah perbuatan Radja, anaknya sendiri. Karena yang ia tahu selama ini, Radja adalah anak yang nurut dan baik padanya. Bahkan ia juga belum pernah mendengar tentang hal buruk tentang putranya itu. Entah Radja yang terlalu pintar memanipulasi semua orang atas sikapnya, atau Rossa yang terlalu bodoh karena tidak mengetahui sifat anaknya itu yang sebenarnya.

Petugas yang mengotak-atik komputer tadi sudah mengirimkan hasil rekaman itu ke flashdisk yang ada di tangannya, karena harus menjadikan barang bukti untuk mengusut pelaku lebih lanjut.

Prince berjalan pelan menghampiri Rossa yang masih terpaku di tempat, mata masih membelalak lebar dengan pandangan kosong.

"Ibu harus persiapkan diri, Radja akan di bawa hari ini untuk membayar hukumannya" Kata Prince datar.

3A PROBLEM'S [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang