Bab 36 ~ Bunga Mawar Hitam

168 102 20
                                    

Aku adalah tulisan tanpa arti dan kamu adalah perbandingan yang tidak abadi. Seperti langit dan bumi, kita adalah 2 makhluk hidup yang tak di izinkan bersama

🦋 Rini Fitri Simarmata

Berita buruk pada malam itu sangat mengejutkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berita buruk pada malam itu sangat mengejutkan. Setelah Azallea mendengar tentang kepergian Aluna, kehidupannya kembali semakin hampa, seperti setelah kepergian Albert pada dua bulan yang lalu. Sudah tiga hari berlangsung, tapi ia masih saja memurung dan hanya ingin sendirian, menghindar dari perbincangan orang-orang kepadanya.

Pagi yang lumayan sudah cerah karena terikan matahari, Azallea sejak tadi sudah berada di rooftop Avrino Hospital sendirian. Ia terus memandangi dedaunan yang hijau pada tanaman disana, dan membiarkan wajahnya terkena oleh sinar matahari.

Piyama rumah sakit masih terpasang pada badannya, dan selang bantu pernafasan juga masih terpasang pada lubang hidungnya. Kemana pun ia pergi, selang bantu pernafasan itu akan terus berada pada lubang hidungnya karena tekanan nafasnya sekarang ini memang masih sangat menurun.

Azallea tidak menghiraukan terik matahari yang mengenai tubuhnya, mungkin ia juga ingin sekalian menjemur badannya yang sudah beberapa hari ini tidak terkena sinaran panas itu. Azallea memang terkenal gadis yang sangat bosanan, dan mana mungkin bisa dalam berhari-hari ia tidak menampakkan wajah cantiknya itu pada seisi dunia. Rasa semangatnya dalam memberikan keceriaan pada dunia tidak pernah hilang, masih tetap sama seperti biasanya.

Kemudian dalam beberapa menit, ada seorang lelaki yang menatapi Azallea dari pintu rooftop yang baru saja tiba kedatangannya. Ia terus memandangi wajah mulus dan cantik milik gadis itu dari kejauhan sambil berdiri dalam posisi kedua tangan bersembunyi di dalam saku. Perlahan pula langkahnya ia ayunkan untuk mendekati gadis tersebut.

"Hai, Queen!" sapanya.

Azallea sempat menoleh pada orang yang memanggilnya barusan, kemudian kembali beralih menatap ke depan setelah melihat siapa orang itu. Tidak ada jawaban dan senyuman sedikitpun dari Azallea, wajahnya tetap datar seperti tadi.

Lelaki itu kembali mengayunkan langkahnya dan ikut duduk di sebelah Azallea. Pandangannya juga ikut fokus menatap ke depan, sehingga pancaran terik matahari yang tadinya mengenai wajah Azallea, kini sudah mengenai wajahnya pula.

"Gue kangen ngobrol sama lo" ucap lelaki itu.

"Bukan salah gue kalau kita ngga pernah ngobrol dalam tiga hari ini" balas Azallea.

Azallea melirik pada lelaki di sebelahnya. "Lo yang tiba-tiba aja menghilang, Rez" lirih Azallea tersenyum tipis dan kecut.

Lelaki itu adalah Anrez, dan memang benar dalam tiga hari ini mereka tidak bertemu sama sekali. Lebih tepatnya setelah kedatangan Anrez dan Meicky pada malam itu, Anrez tiba-tiba saja hilang tanpa ada kabar.

"Sorry, Queen! Bukannya gue menghindar dari lo, tapi ada kejadian yang menimpa gue" balas Anrez.

"Malam setelah lo mengetahui tentang Aluna, mimpi buruk gue datang lagi pas gue lagi tidur." Azallea kembali menoleh pada Anrez untuk menatapnya.

3A PROBLEM'S [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang