Bab 12 ~ My Queen, My Fairy

174 92 16
                                    

Happy Reading!

Bumi yang sudah mulai gelap, sedikit lagi akan berwarna hitam pekat, seolah juga ingin beristirahat dari lelahnya yang selalu setia memberikan cahayanya pada dunia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bumi yang sudah mulai gelap, sedikit lagi akan berwarna hitam pekat, seolah juga ingin beristirahat dari lelahnya yang selalu setia memberikan cahayanya pada dunia. Namun bagaimana dengan sosok lelaki yang sudah duduk di samping ranjang seorang gadis yang masih tertidur lelap disana.

Ia masih terus menunggu gadis itu untuk membuka matanya agar kembali melihat seisi dunia. Sudah hampir 24 jam lamanya ia masih tertidur diatas ranjang rumah sakit itu. Terkadang juga membuat lelaki itu berpikir, apakah ia tidak merasa bosan berada didalam tidurnya itu.

"Queen! kakak janji bakalan ada disamping kamu terus" gumamnya sambil mencium punggung tangan gadis itu.

Kedua orang disana adalah Prince dan Azallea. Sampai sekarang ini, Azallea belum sadar juga setelah kejadian yang ia alami di Black Houses kemarin. Alat medis rumah sakit sudah membalut disekujur tubuhnya karena memang kejadian tadi malam sangat tidak bisa diterima oleh siapapun. Karena ulah Aluna, ia harus meneguk tujuh gelas yang berisikan air alkohol. Sampai-sampai penyakit yang ia alami sekarang ini semakin parah karena sangat beresiko pada organ tubuhnya.

Tidak lama kemudian, pintu ruangan terbuka perlahan yang menunjukkan kedatangan Albert disana. Ia berjalan mengarah ranjang yang ditiduri oleh Azallea dan menaruh setangkai mawar berwarna lavender disamping kepalanya.

"Hai Queen" panggilnya sambil memandangi wajah gadis itu.

"Hari ini gue bawa bunga kesukaan lo. Cepetan bangun sebelum bunga yang gue bawa layu" cetusnya dengan tersirat senyuman kecut dibibirnya. Setelah mengatakan itu, kini ia berjalan ke arah sofa dibelakang kursi yang Prince duduki. Tubuhnya ia rebahkan pada bidang sofa yang lumayan tinggi itu dengan posisi kepala mendongak ke atas.

"Kenapa ya, kehidupan gue, Queen, dan Anrez..," tahannya sebentar sebelum melanjutkan ucapannya.

"Ngga semenyenangkan orang-orang pada umumnya" timpalnya menghembus nafasnya panjang. Prince yang mendengar itu pun sedikit melirik kebelakang, menunggu Albert kembali untuk melanjutkan ucapannya lebih jelas. Dan karena tidak ada suara apapun lagi yang keluar dari mulut lekaki itu, Prince memilih untuk berbalik badan saja menghadapnya untuk bertanya langsung.

"Emang ada apa dengan Anrez?" tanyanya penasaran.

Albert menatap mata milik Prince beberapa detik sebelum akhirnya ia bangkit dari tubuhnya yang masih merebah dibidang sofa. Kedua telapak tangannya ia genggam menjadi satu ditengah pahanya yang sedikit mengangkang.

"Anrez punya trauma yang cukup parah, yang udah dia alami hampir tiga tahun ini" jawabnya dengan pandangan datar kedepan.

"Dulu Anrez dan kedua orangtua-nya sempat ngalamin kecelakaan tragis, sampai bikin kedua orangtua-nya meninggal, dan disaksikan langsung dari mata kepala Anrez sendiri" sambungnya lagi ucapannya tadi.

3A PROBLEM'S [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang