Happy Reading!
Awan mulai menunjukkan cerahnya pada bumi, kabut putih yang sejuk berasal dari embun masih menyisakan tetesannya yang tak nampak disana. Kicauan burung pun sudah sangat meriuh menerbangkan sayapnya pada udara, seolah sangat bahagia kembali menyambut pagi hari ini.
Dan di sebuah gedung besar yang merupakan kantor pelayanan umum, lebih tepatnya adalah kantor polisi, juga sudah banyak petugas yang disibukkan dengan pekerjaan mereka masing-masing disana. Ada yang mengotak-atik keyboard pada komputer, ada yang menyusun berkas berupa surat-surat penting di meja, bahkan ada juga yang sedang duduk santai sambil menyeduh kopi. Setiap harinya adalah hari yang lelah untuk mereka, sangat jarang untuk mereka mengenal kata istirahat.
Di dalam kantor itu juga ternyata sudah menyoroti seorang lelaki yang sudah penuh dengan lebam dan luka di setiap sisi wajahnya. Ia masih duduk dengan tenang di kursi yang di awasi oleh dua petugas di ruangan, pergelangan tangannya juga masih belum terlepas dari borgol besi.
Lelaki itu adalah Radja, Radja Jagadita Pratama. Petugas disana belum melakukan tugas persidangan untuk mewawancari calon narapidana itu sejak penangkapannya. Karena saat di tanyai pun ia hanya diam tanpa menjawab sama sekali. Dan jalan keluarnya, semua petugas disana hanya menunggu kedatangan Rossa. Mereka sudah menghubungi wanita itu sejak penangkapan Radja tadi malam, tapi sampai pagi ini Rossa belum ada kabar sama sekali.
Radja menaikkan kedua kelopak matanya ke depan, melirik pada satu petugas yang duduk di hadapannya, menyadari pandangan pria yang berusia 30 tahun itu tidak pernah lepas kepadanya sejak tadi.
"Kenapa? Naksir lo?" tanya Radja sangat tidak sopan. Apakah ia tidak menyadari kalau orang yang ia gerutui itu adalah seorang pria yang jauh lebih tua darinya? atau apakah watak aslinya memang seperti itu?.
Petugas itu terkekeh kecil dengan ucapan Radja tadi, membuat ia semakin menajamkan pandangannya.
"Pantas saja orangtua kamu tidak peduli dengan keberadaan kamu disini, ternyata anaknya memang sebajingan ini" cetus pria itu.
Radja kemudian ikut terkekeh kecil dengan ucapan pria tadi padanya. "Sotoy lo" cetusnya.
Tidak lama dari pembicaraan mereka, tiba-tiba saja pintu ruangan terbuka lebar hingga sedikit terbanting ke tembok. Radja dan kedua petugas itu menoleh ke arah pintu bersamaan, karena penasaran siapa orang yang baru saja datang itu.
Plakk!
Lagi dan lagi, Radja kembali mendapatkan pukulan yang lebih keras pada wajah tirusnya. Entah seperti apa merahnya wajahnya saat ini, terlebih lagi saat mengetahui siapa orang yang memberikannya tamparan itu barusan.
Orang itu adalah Rossa, tidak memberikan sapaan terlebih dahulu, ia langsung bergerak cepat melayangkan telapak tangannya pada wajah putranya itu. Sangat terlihat jelas kalau wajahnya juga tidak kalah merahnya dengan Radja. Namun merah yang berbeda, seperti memendam rasa amarah yang sangat besar dan ingin ia keluarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
3A PROBLEM'S [TERBIT]
Teen FictionKetika Jiwa dan Raga Yang Hampir Mati, Dipaksa Untuk Kembali Hidup. Kisah seorang gadis yang terkenal dengan paras wajahnya yang cantik, serta mempunyai bola mata yang sangat amat indah bagaikan bulan dikelilingi oleh kerlipan ribuan bintang. Hidupn...