Happy Reading!
2 bulan kemudian.
Meicky mendengar suara deringan alarm yang suaranya sedikit bergema dari dalam ruangan Aluna. Meicky biasanya tidak pernah bangun sepagi ini, bahkan secangkir minuman berupa jus buah sudah ada di genggamannya. Ternyata sejak pukul 05.00 tadi ia sudah pergi keluar rumah untuk jogging. Mungkin karena rutinitasnya yang dulu itu tidak pernah ia lalukan lagi, makanya ia sempatkan untuk pagi hari ini.
Saat Meicky tidak sengaja melewati kamar Aluna, ia mendengar suara deringan alarm dari dalam ruangan gadis itu. Meicky sempat bingung, kenapa gadis itu tiba-tiba saja menyetel alarm nya sepagi ini. Biasanya Aluna selalu bangun tidur kesiangan, namun pada pagi hari ini ia bahkan menyetel alarm nya pada pukul 06.00
Meicky kemudian mengetuk pintu ruangan Aluna dengan pelan. Ia juga penasaran, apakah gadis itu benar-benar sudah bangun dari tidurnya atau belum.
"Aluna?!" panggilnya.
Tidak lama dari panggilannya tadi, akhirnya pintu terbuka dan sudah menunjukkan wajah bantal Aluna. Sangat terlihat jelas kalau Aluna memang benar-benar baru saja terbangun dari tidurnya. Rambutnya masih sangat beracakan, matanya yang terbuka pun masih memicing karena sinaran cahaya lampu yang menyorotinya.
Baru saja Aluna membuka pintu, ia langsung mengambil minuman yang ada di tangan Meicky dan meneguknya hampir setengah gelas. Mereka memang sudah terbiasa saling terbagi makanan dan minuman, jadi menurut Meicky itu hanya hal biasa, seperti yang di lakukan Aluna barusan.
"Kenapa?" tanya Aluna kembali memberikan gelas itu setelah meneguk.
"Tumben banget pasang alarm sepagi ini."
"Emang lo mau kemana?" tanya Meicky.
Aluna menguap dan masih menggaruk-garuk kepalanya, bisa dikatakan kesadarannya belum terpenuhi saat ini.
"Gue mau pulang" balas Aluna.
"Kayanya gue harus mulai perhatiin kondisi bokap gue. Gue juga takut kalau ternyata selama kepergian gue, papa ngga jaga kesehatannya disana" timpal Aluna.
Walaupun sikap Renald yang terlalu keras kepadanya selama ini, ia masih saja bisa mengingat dan memperhatikan pria itu, bahkan masih ada rasa ketakutan terhadap kesehatan Renald. Mungkin karena memang hanya sosok Renald yang Aluna punya saat ini. Siapa lagi yang bisa ia andalkan jika bukan Renald sebagai salah satu anggota keluarganya.
"Lo mau gue temenin?" tanya Meicky.
"Ngga usah meick, gue pergi sendiri aja" balas Aluna.
Meicky mengangguk kecil dan kembali meneguk minuman jus yang ada di tangannya.
"Meick!" panggil Aluna. Meicky mengangkat alisnya setelah meneguk minumannya.
"Thanks ya... Selama ini lo udah baik banget ke gue, bahkan ngga pernah berhenti peduli ke gue walaupun gue selalu berbuat semena-mena."
KAMU SEDANG MEMBACA
3A PROBLEM'S [TERBIT]
Fiksi RemajaKetika Jiwa dan Raga Yang Hampir Mati, Dipaksa Untuk Kembali Hidup. Kisah seorang gadis yang terkenal dengan paras wajahnya yang cantik, serta mempunyai bola mata yang sangat amat indah bagaikan bulan dikelilingi oleh kerlipan ribuan bintang. Hidupn...