11-Pergi

642 74 0
                                        

Karena suasana hati author lagi baik~
Ku tambahi 5 chapter 😁
Tapi jangan lupa vote dan tinggal jejak~

***

Gayatri sangat lelah, karena menangis tanpa henti. Meskipun begitu, dia dengan keras kepala memeluk Bima dan tidak ingin melepaskannya.

Saat ini, Kunti bersama anak-anaknya berada dikamar. Mereka duduk melingkar dan mendiskusikan tentang kepergian mereka dari Hastinapura!

"Anak-anak ku, tempat ini bukanlah rumah kita lagi. Rumah akan membawa ketenangan pada anggota keluarga yang hidup didalamnya. Tetapi....
Setelah beberapa tahun lamanya, tempat ini telah berubah dan menjadi sumber ketakutan kami. Daripada hidup dengan penuh ketakutan disini, lebih baik kita pergi. Kita akan pergi ke kerajaan Surasena, disana ada Kakek kalian, Raja Kuntiboja. Kita akan disambut disana anak-anak ku"jelas Kunti.

"Ayo pergi sekarang! Aku tidak ingin berlama-lama disini lagi. Bima, gendong Gayatri. Kita harus pergi hari ini juga"ucap Kunti, akhirnya Kunti menuntun anak-anaknya untuk pergi bersama dari Kerajaan Hastinapura!

Saat dia ingin melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya, dia melihat Bisma menunggunya.

"Paman?"Kunti menatap ragu-ragu pada Bisma, dia khawatir jika kepergiannya akan dicegat.

"Jangan pergi, anakku. Ini akan menjadi aib bagi Dinasti Kuru, jika menantu kami merasa tidak aman, di istananya sendiri"jelas Bisma dengan tatapan sendu.

"Tidak Paman, anak-anak ku akan dalam bahaya jika terus disini. Awalnya Gayatri kami hampir mati terbakar, lalu Bima kami juga hampir tenggelam.

Jika kehadiran kami memang tidak diharapkan, maka lebih baik kami pergi. Kami akan pergi kerumah ayah ku, Raja Kuntiboja. Jadi jangan halangi kepergian ini, Paman "jelas Kunti.

"Tolong anakku, jika kamu masih menganggap ku sebagai orang tua mu, tolong tetap disini. Aku akan berjanji padamu, bahwa anak-anak mu pasti akan aman!"

"Baiklah, aku akan percaya"ucap Kunti, yang tak bisa melihat Bisma memohon kepada dirinya.

***

"Paman! Paman!"Destarasta memanggil Bisma dengan senyuman.

"Apa kamu sudah tau apa yang dilakukan putra yang kamu manjakan itu?"tanya Bisma dengan tatapan penuh amarah.

"Apa-apa yang dilakukan anak ku?"tanya Destarasta dengan senyuman terpaksa.

"Jangan berpura-pura bodoh, mata-mata kami semuanya telah memastikan jika Duryudana adalah pelakunya!"

"Tetapi..... Duryudana hanya seorang anak, apa yang bisa dilakukannya?"

"Bahkan jika dia seorang anak, dia sudah keterlaluan. Dia akan dihukum untuk kesalahannya ini!!"

"Tidak! Jangan hukum anak ku, Paman! Dia masih kecil, dan tidak mengerti tindakannya salah. Maafkan dia, jangan menghukumnya!"

"Maaf? Kamu bahkan tidak memperlihatkan kebaikan apapun pada keponakan-keponakan mu yang saat ini telah mengkhawatirkan keselamatannya sendiri? Taukah kamu, jika Kunti dan anak-anaknya akan pergi dari Hastinapura karena khawatir akan keselamatan anak-anaknya!

Sebagai Raja Hastinapura, bagaimana bisa kamu tidak malu? Bagaimana kamu bisa bertemu dengan Pandu, jika terus seperti ini. Yang Mulia?"sesal Bisma.

"Kamu bahkan berprilaku buruk pada Putri Pandu"lanjutnya dengan tatapan menyesal.

"Putri Pandu? Dia putri...."Destarasta ragu-ragu untuk melanjutkannya.

"Aku sudah memutuskan jika Duryudana akan dihukum! Seperti anak-anak Pandu yang tidak mendapatkan perlindungan dari Ayahnya, maka anak-anak Yang Mulia juga tidak boleh mendapatkan perlindungan dari anda!"

***

"Ada apa?"tanya Gayatri kebingungan, kelima kakak-kakaknya sedang tidur dengan dirinya yang berada ditengah.

"Kamu demam dan kedinginan, makanya kami mengelilingi mu, agar kamu merasa hangat"jelas Bima.

Gayatri tersenyum tipis, dan bangkit dari tidurnya.

"Sekarang sudah sembuh?"tanya Arjuna khawatir, dia menempelkan tangannya ke dahi adiknya.

"Sudah turun"ucap Arjuna setelah mengecek suhu.

"Jika begitu, maka aku akan pergi untuk mengambil bubur dulu"sebelum Sadewa pergi, tangannya dicekal oleh Gayatri.

"Jangan keluar, tempat ini berbahaya. Kita suruh pelayan saja"ucap Gayatri dengan senyuman memohon.

Yudistira saling menatap dengan Arjuna setelahnya saling menatap dengan saudara-saudara lainnya. Sepertinya mereka memiliki pemahaman yang sama, Gayatri trauma dengan tempat ini.

"Jangan khawatir, Kakak Bima mu ini adalah yang terkuat sekarang. Aku bisa mengalahkan mereka, seratus bersaudara!"angkuh Bima sambil memamerkan ototnya.

"Tapi.... Kakak Bima yang paling bodoh, bagaimana jika Kakak ditipu?"tanya Gayatri yang masih takut, saat Bima ditipu meminum bubur berisi racun.

Saat kakak beradik itu berbincang-bincang, tanpa mereka sadari Kunti mengintip mereka dengan air mata tertahan.

Apa keputusannya untuk tinggal di Hastinapura adalah keputusan yang benar?

***

Bersambung ~

See you

Variabel Mahabharata 1-[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang