Gayatri menatap setumpuk emas dan barang-barang berharga di kamarnya. Setelah dirinya sadar, banyak yang mengirimkan berbagai hadiah sebagai ucapan selamat. Terutama dari Raja Destarasta, barang yang dihadiahkan dapat membuat puncak gunung kecil~
"Aku benar-benar tidak butuh, hal-hal berantakan ini~"keluh Gayatri.
"Lupakan saja, aku tidak tau bagaimana kabar kakak-kakak lainnya? Apakah Kakak Bima akan kelaparan disana? Atau apakah Kakak Nakula lagi-lagi menjahili Kakak Bima? Hah.... Sayang sekali, aku tidak bisa ikut dalam pendidikan mereka. Sekarang aku terperangkap di istana ini"kesal Gayatri.
"Nona Gayatri "seorang pelayan kecil datang kepadanya dengan sebuah token emas cantik.
"Apa ini?"tanya Gayatri aneh.
"Token ini dapat mengabulkan apapun permintaan anda sekali. Yang Mulia Destarasta memberikan ini sebagai hadiah atas ulang tahun anda"jelas pelayan tadi.
"Begitu? Terima kasih banyak sudah mengantarkannya "ucap Gayatri tersenyum, setelahnya dia menatap token itu dengan tatapan penuh makna.
"Apa dia menyogok ku, dengan benda ini? Betapa menyebalkannya~ tapi mungkin ini, akan berguna suatu saat nanti. Lebih baik ku simpan saja"Gayatri menyimpan token emas itu di lacinya.
Setelahnya dia merasakan perasaan bosan~
"Apa lebih baik aku menyelinap?~"gumamnya memikirkan serangkaian cara menyelinap keluar istana.
Bagaimanapun sewaktu dia masih sangat kecil, dia dapat menyelinap mengikuti Paman Widura, dengan bersembunyi dibawah kereta.
Jadi...
Tolong jangan meragukan, potensi ku menyelinap pergi~
"Sudah diputuskan! Aku akan menyelinap pergi~ "
***
"Aduh.... Kenapa banyak nyamuk disini?"keluh Dursasana.
"Aku tidak bisa tidur"desah Duryudana sedih.
Semua pangeran Kurawa, tidak dapat tertidur ditempat yang penuh dengan nyamuk.
Disisi lain, para Pandawa yang pernah tinggal di hutan. Sudah terbiasa untuk tinggal di alam, sehingga nyamuk bukanlah masalah mereka, sehingga tidak ada masalah untuk tertidur nyenyak.
"Kenapa mereka bisa tidur?"kesal Duryudana.
"Aku sangat ngantuk, tetapi nyamuk ini mengganggu ku"Dursasana menepuk nyamuk yang menjengkelkan itu, sambil menggaruk lengannya yang habis digigit nyamuk.
***
"Wah... Sudah ku duga! Keluar istana adalah hal yang paling menyenangkan~"Gayatri berjalan kesana-kemari untuk mencoba setiap cemilan.
"Hati-hati!!!"karena terlalu fokus dengan cemilannya, Gayatri tidak memperhatikan kereta kuda yang berlari kencang kearah dirinya.
"Nak, hati-hati!!"
"Awas!"
Suara para warga datang terlambat, pupil mata Gayatri mengecil saat melihat kereta kuda yang melaju kearahnya.
Gayatri menutup matanya rapat-rapat karena takut, setelah beberapa waktu. Gayatri merasakan seseorang meraihnya kedalam pelukannya, dan akhirnya jatuh kesisi lain jalanan, sehingga mereka selamat dari lindasan kereta.
"Kamu tidak terluka?"tanya Karna pada gadis kecil dipelukannya itu.
Gayatri mendongak untuk melihatnya, lalu mengangguk sebagai jawaban.
"Dimana ibu mu?"tanya Karna sambil membantunya untuk berdiri.
"Ibu?"Gayatri mengalihkan pandangannya kesamping.
Em....
Tidak mungkin dia mengatakan jika sekarang sedang dalam mode menyelinap kan?~
Karna menatap gadis kecil ini, dengan pandangan curiga, "apakah kamu menyelinap pergi dari rumah mu?"
"Mana mungkin!!"teriak Gayatri dengan rasa bersalah.
"...."Karna menggelengkan kepalanya, nada bicaranya saja sudah terdengar panik.
Apa kamu pikir aku akan percaya?
"Katakan rumah mu, aku akan mengantarmu. Berbahaya bagi anak kecil untuk berjalan-jalan sendirian"jelas Karna.
Sudut mulut Gayatri bergerak-gerak, Kakak laki-laki didepannya ini benar-benar mirip dengan Kakaknya, Arjuna.
Arjuna juga suka mengomel-ngomel seperti ibu-ibu tetangga~
"Apa kamu dengar?"tanya Karna yang telah menyelesaikan sesi omelannya.
"...."Gayatri hanya bisa dipaksa mendengar omelannya, memilih mengangguk, agar sesi omelannya tidak diperpanjang.
"Baiklah, katakan dimana rumah mu"ucap Karna sambil tersenyum.
"Di istana"Karna terkejut dengan ucapannya.
"Apakah kamu seorang Tuan Putri?"seingat Karna, hanya ada satu Tuan Putri Hastinapura dan namanya Dursala.
Jadi apa gadis ini, Putri Dursala?
"Bukan"Gayatri menggelengkan kepalanya.
"Jadi begitulah, aku akan mengantar mu"Karna cukup lega karena dia bukan Tuan Putri, jika dia memiliki status tinggi, Karna takut jika dirinya akan dituduh menculiknya~
Bagaimanapun setau Karna, para bangsawan kebanyakan yang sombong. Bagaimana jika dia dituduh?
Karna juga berasumsi jika gadis kecil ini, kemungkinan anak dari seorang pekerja di istana.
Mungkin anak pelayan, atau anak tukang kebun?
Hal ini kerena asumsi bahwa yang tinggal di istana, jika bukan keluarga istana, maka itu pastinya pekerja kan? Seperti pelayan atau tukang kebun.
"Emmm.... Siapa nama kakak?"tanya Gayatri penasaran.
"Karna, itu adalah namaku"
"Wow, nama yang bagus! Jadi apa kakak Karna adalah seorang yang pandai memanah?"tanya Gayatri penasaran, karena ada panah yang digenggam oleh Karna.
"Keahlian ku adalah memanah, dan cita-cita ku menjadi pemanah terbaik di Arya!"ucap Karna dengan senyuman.
"Luar biasa! Jika begitu, maka kamu akan menjadi saingan Kakak ku. Kakak ku juga memiliki impian yang sama"
"Benarkah? Em.... Tapi aku bukanlah lawan yang mudah dikalahkan, sebaiknya minta kakak mu untuk berhati-hati "
"Hei, kamulah yang perlu hati-hati! Kakak sangat luar biasa! Dia bahkan bisa memanah buah mangga untuk ku, lalu dia dapat menebak sasaran yang sangat jauh! "Seru Gayatri dengan wajah berseri-seri.
"Jika begitu, mari kita biarkan waktu yang menjawabnya. Sekarang kami telah sampai di istana, berhati-hatilah kedepannya. Jangan menyelinap pergi"
"Sampai jumpa! Kakak Karna!!"Gayatri melambaikan tangan padanya, Karna hanya terkekeh kecil karena Gayatri benar-benar tidak mendengarkan nasehatnya.
Dia melihat Gayatri memasuki istana melalui lubang yang terdapat ditembok istana, sungguh anak yang nakal~
"Sayang sekali, aku lupa menanyakan namanya"Karna menggelengkan kepalanya, dan melanjutkan perjalanan.
***
Bersambung ~
See you

KAMU SEDANG MEMBACA
Variabel Mahabharata 1-[END]
FantasyBagaimana jadinya jika kisah yang kita kenal selama ini, tiba-tiba berubah karena adanya suatu variabel? Apakah akan berakhir baik, atau sebaliknya? Entahlah... Siapa yang tau? Yang jelas, ini adalah kisah ku! Kisah ku sebagai adik bungsu dari para...