Bab 4 (revisi)

20.5K 975 8
                                    

Pelaksanaan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) yang diikuti oleh Liana berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pelaksanaan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) yang diikuti oleh Liana berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan. Meskipun beberapa kali gadis itu mengeluh dalam hati karena lelah dan kepanasan. Jika daya tahan tubuhnya lemah, kemungkinan besar ia bisa pingsan. Kini Liana bersama teman barunya yang bernama Valen berada di kantin sekolah.

 Kini Liana bersama teman barunya yang bernama Valen berada di kantin sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gambaran kantinnya
(Sumber pinterest)

“Sumpah capek banget rasanya, mana panas lagi,” gerutu Valen dengan kesal.

“Ya mau gimana lagi? Namanya juga MPLS,” balas Liana sembari minum jusnya.Valen berdecak mendengar jawaban yang diberikan Liana.

“Udahlah, habisin itu makanannya. Bentar lagi bakal lanjut lagi,” kata Liana santai.

Valen menatap Liana dengan kesal. “Iya-iya. Bawel banget sih, lo! Keselek nanti kalau gue makan cepet-cepet!” gerutunya.

Valen merupakan murid biasa yang beruntung bisa masuk ke sekolah ternama ini menggunakan kepintarannya. Mengapa Liana memilih berteman dengan Valen? Jawabannya cukup simple, Valen hanya murid biasa yang tidak ada sangkut-pautnya dengan alur cerita.

Lagipula Valen anaknya asyik dan sefrekuensi dengan dirinya. Valen bisa dibilang cukup manis dengan kulit sawo matang dan lesung pipi yang dimilikinya. Dan yang paling utama, Valen juga menyukai KPop sehingga Liana menjadi memiliki teman fangirl.

Tiba-tiba suasana kantin menjadi ricuh, hal itu membuat Liana dan Valen saling pandang dengan tatapan bertanya. Liana menatap para siswa kelas 10 yang memusatkan pandangannya kea rah pintu masuk kantin. Sejenak gadis itu mengernyitkan dahinya sebelum mengikuti arah pandang mereka.

“Ganteng banget sih kakak kelas kita.”

“Katanya mereka geng motor yang terkenal itu. Iya nggak, sih?”

“Betah sekolah disini kalau banyak cogannya.”

Lagi-lagi pekikan heboh itu membuat Liana memutar bola matanya malas. Merasa tak penting, ia melanjutkan acara makannya yang sempat tertunda.

I'M FIGURAN! YESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang