Bab 22

10.7K 533 17
                                    

"Ketua itu bukannya Liana mantan ketua" celetuk anggan sambil menunjuk arah Liana berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ketua itu bukannya Liana mantan ketua" celetuk anggan sambil menunjuk arah Liana berada.

"Wah, kebetulan macam apa ini takbir sangat berpihak sama kita" sahut Alaska.

"Kita samperin dia" ajak langit.

Mereka melajukan motornya mengarah ke Liana berdiri di samping motor Vespanya. Langit merasa begitu banyak yang berubah pada diri mantan nya itu, dirinya kemarin belum sempat memperhatikan gadis itu. Mantan? Apa hubungan mereka bisa di katakan mantan atau masih berstatus pacaran!. Di saat kejadian itu memang Liana memutuskan dirinya, tapi dia belum menjawab ajakan putus gadis itu.

Geng bandidos tiba di dekat gadis itu berdiri. Mereka membuka helm full facenya yang menutup wajah tampan mereka, itu menurut gadis-gadis lain kecuali Liana pastinya. Menurut Liana wajah mereka masih kalah tampan dari biasnya kecuali Axton ya. Axton itu sudah mendekati kriteria seperti biasnya menurut Liana.

"Sudah lama kita gak sedekat ini" ujar langit menghampiri Liana matanya memancarkan gurat kerinduan di dalamnya. Kalau kejadian itu tidak pernah terjadi mungkin gadis di depannya ini masih menjadi miliknya.

Liana menatap sinis langit. Melihat muka sok ganteng langit ingin rasanya menyerang langit saat itu juga.

"Emang kita dekat, ya" ucap Liana dengan nada sinis.

"Lo berubah banyak banget Li" sahut Daniel menatap penampilan Liana. Dulu gadis itu berpenampilan feminim, suka memakai dress atau rok kemana pun dirinya pergi.

Liana memang tidak mengganti pakaiannya terlebih dahulu dia keluar hanya menggunakan hoodie kebesaran berwarna ungu yang panjangnya sampai ke paha yang menutupi hotpants yang Liana pakai.

Liana memutar bolanya sinis. "Berubah macam apa? Berubah macam ultraman maksud kamu" jawab Liana menatap daniel tak suka.

"Lo makin cantik" ucap langit.

Liana enggan menjawab ucapan langit dia memilih diam menatap arah lain.

"Apaan sih kamu tengok-tengok aku Mulu aku colok juga mata kamu" ujar Liana kesal. Dia risih di tatap oleh mata Alaska yang entah maksudnya apa.

Alaska terkekeh geli. "Gak usah galak-galak dong cantik nanti cantiknya hilang loh" balas Alaska dengan nada genit sambil mengedipkan sebelah matanya.

Liana menatap atas bawah Alaska seperti menilai penampilan cowok itu.
"Cantik-cantik matamu wi" sarkas Liana.

Mereka terkejut mendengar ucapan sarkas Liana yang ditujukan kepala Alaska. Langit pun juga sama terkejut bahkan kaget. Dulu ketika masih pacaran gadis itu tak pernah berkata kasar atau sekedar mengumpat. Perubahan yang sangat drastis pikir mereka.

Liana tak menghiraukan mereka yang kaget akan ucapannya memilih berjalan mendekati langit dengan mata yang memancarkan emosi di mata coklatnya. Sudah di bilang dia akan membalas rasa sakit hati Liana kecil sekaligus menodai mata suci Liana kecil.

I'M FIGURAN! YESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang