Bab 13

14.9K 604 8
                                    

Liana melamun di balkon kamarnya, matanya menatap kosong ke arah depan yang menyajikan pemandangan perumahan yang ada di sekitar mansionnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Liana melamun di balkon kamarnya, matanya menatap kosong ke arah depan yang menyajikan pemandangan perumahan yang ada di sekitar mansionnya. Ketika bel  istirahat tiba Liana di antarkan pulang ke mansion oleh Cedric setelah di berikan ijin oleh guru yang mengajar di kelas Liana.

Bahkan bubunya sampai heboh saat tau kondisi anak bungsu yang pingsan di sekolah saat melaksanakan hukuman dari gurunya. Daddy? Oh Daddy jelas khawatir meski Daddy Ansel belum pulang dari kantornya karena ada pertemuan dengan sahabat lamanya.

Huff
Helaan nafas panjang Liana terdengar lirih. "Plot twist macam apa ini, kenapa di novel yang aku baca tidak pernah di ceritakan Liana yang pernah berpacaran dengan langit musuh bebuyutan geng black lion. Di ingatan Liana asli mereka berpacaran ketika Liana masih duduk di bangku sekolah menengah pertama" Liana mengusap wajahnya kasar. yang membuat dirinya bingung mereka putus karena apa? Soalnya ingatan yang di berikan Liana asli tak banyak yang muncul hanya memunculkan sebagian dari ingatan Liana asli.

Liana tersenyum sumringah saat tahu Liana masih memiliki nenek dan kakek yang sekarang berada di luar negeri tepatnya di negara Jerman. Dari ingatan yang di berikan Liana asli kakek neneknya sangat menyayangi cucu mereka tak membedakan cucu laki-laki atau perempuan.

"Aku duwe Mbah kong Karo Mbah uti anjir, mbiyen aku pengen duwe kakek nenek saat kakek-nenek ku uwes gak onok. Tapi kan sekarang aku uwes duwe kakek-nenek dari kehidupanku sebagai Liana" gumam Liana dengan menggunakan bahasa jawa saat di kehidupan pertamanya.

Wajah Liana seketika berubah murung, dia rindu kehidupannya yang dulu saat dirinya masih menjadi Aileen. Dia sudah memasuki bangku kuliah dengan mendapatkan beasiswa yang di dapatkan dari prestasi yang dia dapatkan saat masih menduduki bangku sekolah menengah atas dulu. Dirinya juga kangen sama sahabatnya yang selalu menemani dirinya ketika dia sedih maupun senang dia rindu sekali bahkan sangat.

Tak terasa air matanya jatuh membasahi pipinya chubby yang membuat dia sadar, lalu dengan cepat liana menghapusnya takut ada yang melihat kalau dirinya sedang menangis. Sekarang dia akan menjalani hidup sebagai Liana dengan kebahagiaan yang selalu ada di sekeliling yang dulu dia tak pernah merasakan. Keluarga yang selalu menyayanginya, sahabat yang sefrekuensi dengannya dan lingkungan yang menyambut dirinya dengan hangat, dirinya bahagia hidup sebagai Liana yang tak pernah dia rasakan sebagai Aileen.

Tak mau mengingat kehidupannya yang dulu Liana memasuki kamarnya, lalu menutup pintu balkon dan menuju ranjang untuk istirahat di siang hari yang sangat panas ini.

Di ruangan CEO terdapat dua sahabat lama yang tak pernah bertemu di sibukkan dengan urusan pribadi masing-masing.

"Gimana kabar mu?" Tanya salah satu mereka dengan datar.

"Baik" jawabnya tak kalah datar.

Pria yang berada di depannya itu mendecak kesal. "Ck, Kau tak pernah berubah dari dulu sampai sekarang selalu dingin dan datar"

I'M FIGURAN! YESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang