Bab 12 (revisi)

14.9K 686 3
                                    

Axton menatap wajah damai Liana yang masih senantiasa menutup mata sejak tiga jam yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Axton menatap wajah damai Liana yang masih senantiasa menutup mata sejak tiga jam yang lalu. Cedric bahkan sangat marah ketika mengetahui adiknya yang pingsan entah karena apa. Padahal tadi pagi adiknya baik-baik saja, bahkan masih sehat dan juga ceria seperti biasa.

Cedric menggenggam tangan Liana dan menatap sendu wajah adiknya yang tak kunjung sadarkan diri. “Dek … cepet sadar, sayang. Abang khawatir kalau adek kayak gini.”

Di ruang UKS tak hanya terisi Cedric dan Axton saja, tetapi juga ada inti Black Lion di dalam sana.

“Adek lo akan baik-baik aja,” ucap Vraka sambil menepuk pundak Cedric untuk menguatkan.

“Kalian kembali aja ke kelas, biar gue yang nemenin Liana,” pinta Cedric.

“Yaudah, kalau gitu gue sama yang lain ke kelas dulu,” pamit Danu.

“Semoga adek lo cepet sadar, ya, Dric.” William prihatin kepada sahabatnya yang satu ini.

Melihat Axton yang tak ikut keluar membuat Cedric bertanya, “Lo nggak ke kelas?”

“Nggak, gue masih mau di sini,” jawab Axton datar dengan tatapan tak beralih sedikit pun dari wajah Liana.

Sebenarnya Axton sangat marah melihat kondisi Liana tampak memprihatinkan. Dia menahan amarah itu dibalik wajah datarnya, padahal otaknya sudah memberikan sinyal untuk melenyapkan seseorang. Lelaki itu mengetahui Liana beserta teman sekelasnya di hukum di lapangan ketika ia dan sahabatnya hendak bolos di jam pelajaran kedua tadi. Melihat Liana yang pingsan dengan darah mengalir dari hidung membuatnya berlari menghampiri.

 Melihat Liana yang pingsan dengan darah mengalir dari hidung membuatnya berlari menghampiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruang UKS
(Sumber pinterest)


Tiga jam yang lalu…

“Bos, bolos, yuk! Males banget pelajarannya Pak Bambang,” celetuk William.

“Bolos ke warung belakang aja, Bos, biar nggak ketahuan anak OSIS,” sahut Danu memberi ide.

“Gue sih ikut aja, ya, mau bolos kemana,” balas Vraka sambil menatap layar ponselnya.

Axton hanya diam tak menyahuti ucapan para sahabatnya yang mengajak bolos. Dia menatap datar Cedric yang masih sibuk dengan buku pelajarannya. Cedric yang pada dasarnya peka terhadap sekitarnya pun menatap balik Axton dengan alis terangkat sebelah.

I'M FIGURAN! YESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang