Axton mengendari motornya dengan kecepatan tinggi bahkan menyalip beberapa kendaraan di depannya. Tak menghiraukan umpatan dari para pengendara dilayangkan untuk dirinya. Dia hanya ingin cepat sampai di mana anak buahnya sudah membawakan mainan untuknya.
Melampiaskan kekesalannya dan kemarahannya terhadap penghianat di perusahaan Daddynya.
Beberapa menit Axton berkendara dengan kecepatan tinggi. Axton telah sampai di depan rumah yang sudah lama tak berpenghuni atau terbengkalai. Axton turun dari motornya berjalan ke arah rumah yang di jaga oleh beberapa anak buahnya yang tadi telah membawakan mainan untuknya.
"Dia di dalam tuan muda" ucap salah satu anak buah berbadan besar itu.
Axton hanya mengangguk kecil melangkah memasuki rumah yang cukup kumuh dengan langkah tegap. Ketukan sepatu yang bertubrukan dengan lantai kotor itu menggema di suruh ruangan yang terlihat kumuh dan tak terawat. Cat dinding yang sudah terkelupas, dinding-dinding yang sudah di penuhi lumut, besi yang sudah berkarat, barang-barang yang di tinggalkan pemilik rumah berserakan dimana-mana, hewan kecil seperti tikus, kecoa, dan banyak lagi yang hidup di rumah itu.
"SIAPA KAMU, LEPASIN SAYA" terik pria paruh baya di salah satu kursi dengan keadaan di ikat.
"LEPASIN SAYA BOCAH, MAU APA KAMU TANGKAP SAYA, HA?" bentak pria paruh baya itu.
Axton terkekeh geli. "Saya mau mengantarkan anda ke sang pencipta" jawab Axton dengan nada dingin.
Pria paruh baya itu menahan nafas seketika dirinya bisa merasakan akan ada bahaya yang akan datang sebentar lagi. Pemuda ini sepertinya bukan manusia dia iblis berwujud rupawan.
Pria itu memberontak di kursi, berusaha melepaskan ikatan dari tubuhnya.
"Saya tidak ada urusannya dengan mu anak muda" ucap pria paruh baya itu mencoba tenang.
Axton mengangkat satu alisnya." Bener kah, tidak ada urusannya dengan saya" balas Axton. Axton melangkah ke arah meja yang sudah ada beberapa bentuk ukiran pisau di atasnya.
"Anda lupa pak tua, atau saya perlu ingatkan apa urusan anda dengan saya" ujar Axton dingin sambil memilih pisau yang bagus untuk dirinya gunakan bermain.
Ya bermain? Suasana hati yang memburuk akan sikap gadisnya yang mengacuhkan dirinya membuat dia bertambah kesal sekaligus marah.
Pilihan Axton jatuh pada pisau kecil untuk menemani dirinya main.Pria itu mendadak pucat pasi saat melihat apa yang di bawa Axton menghampirinya, jantungnya berdegup kencang menatap axton ngeri.
"BERHENTI DI SANA MAU APA KAMU" teriak pria paruh baya yang begitu ketakutan. Tubuh pria itu gemetar seluruh badan, keringat dingin muncul di dahi pria itu pertanda pria paruh baya itu sangat ketakutan.
Axton tersenyum miring melihat ketakutan pada pria yang terikat di kursi itu. Axton memutar-mutar pisau kecil itu seperti memutar bola basket ditangannya. Axton berhenti di depan pria paruh baya itu membungkukkan badannya berhadapan langsung di wajah pria paruh baya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M FIGURAN! YES
Fantasy[tahap revisi] "eh masak mati sih cuman kesedak jajan belum ketemu ayang yoongi elah" batin Aileen. Bukannya ke alam baka menemui kedua orang tuanya Aileen memasuki raga tokoh figuran dalam novel yang terakhir kali dia baca sebelum meninggal. "Eh...