Bab 5 (revisi)

19.5K 915 28
                                    

Ada yang aku udah dikit guys😁


16 Jun, keluarga omsod

Di kediaman keluarga Osmod, Naya si pemeran utama cerita beserta keluarganya sedang berkumpul di ruang tengah.

“Naya, kamu besok sudah bisa sekolah di tempat yang sama dengan kakakmu,” ucap seorang pria setengah baya yang diketahui merupakan ayah dari Naya.

“Iya, sayang, biar ada yang jagain kamu di sana nanti,” sahut sang istri yang duduk sebelahnya.

“Iya, Mah,” jawab Naya dengan singkat seraya menatap orang tua angkatnya.

Hari ini Naya dan keluarganya baru pulang berlibur dari luar negeri pasca liburan kelulusan SMP. Karena liburan itu membuat Naya dan kakaknya, Brayan harus terlambat masuk sekolah. Brayan saat ini sudah naik ke kelas 11, sedangkan Naya baru memasuki sekolah menengah atas yang artinya kelas 10.

Suara ketukan sepatu yang bergesekan dengan lantai marmer terdengar sedikit keras hingga membuat obrolan suami istri beserta anaknya berhenti, pandangan mereka teralihkan ke asal suara.

“Sayang, sini! Papa mau bicara dengan Brayan,” ucap Luna mengode sang anak untuk duduk dekat dengan dirinya.

Luna merupakan seorang ibu yang menyayangi anak-anaknya, dia tidak membedakan antara Brayan dan Naya. Tutur kata lemah lembut yang dia berikan kepada kedua anaknya dan sang suami membuat suasana keluarga menjadi damai. Kecantikan yang dimiliki Luna tidak luntur, fitur wajahnya tetap terlihat awet muda di usianya yang sudah kepala tiga.

“Kenapa, Mah?” tanya Brayan menatap sang ibu dengan lembut.

Brayan melirik sekilas ke arah tempat duduk Naya berada, ia memberikan tatapan sinis kepada gadis itu. Sungguh dirinya muak harus berada satu tempat dengan Naya. Brayan masih belum bisa menerima keberadaan Naya dari kecil sampai beranjak remaja. Bagi Brayan, Naya adalah parasit di keluarganya, karena Naya juga dirinya tidak menjadi anak semata wayang keluarga Osmod.

“Besok kamu sama Naya sudah bisa masuk sekolah. Kamu, Brayan, jaga adek kamu di sana!” terang Jeffery kepada anaknya. Aura ketampanan dan berkharisma dalam diri pria itu masih terlihat meskipun usianya sudah mencapai 39 tahun.

“Dia udah besar, Pa. Buat apa dijaga? Dia juga bisa jaga dirinya sendiri,” jawab Brayan dengan malas.

“Tapi kamu sebagai kakak juga harus andil dalam menjaganya, Son,” balas Jeffery.

“Nggak papa kok, Mah, Pah. Naya bisa jaga diri Naya sendiri. Bener kata Kak Brayan, Naya sudah besar dan bisa jaga diri,” sahut Naya dengan nada lembut kepada orang tua angkatnya.
Naya tahu kalau kakaknya belum bisa menerima dirinya di keluarga ini. Jadi, Naya sadar diri dan sadar posisi akan dirinya yang bukan anak kandung dari keluarga Osmod.

“Tuh, dia bisa jaga diri sendiri, kan?” celetuk Brayan. Di dalam intonasi perkataannya, semua orang juga tahu jika dia sedang kesal.

Yang bener aja, masa gue harus menjaga anak pungut? Mana mau! Gerutunya dalam hati. Jeffery geram mendengar celetukan dari anak laki-lakinya, ia ingin membalas namun Riska sudah mendahuluinya.

I'M FIGURAN! YESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang