"Kenapa mentega selalu bahagia?" pertanyaan absurd itu membuat Lizi, Aletta, Vira dan Ucup menoleh kearah Deon.
Aletha mengelus dagunya seolah berpikir "Karena mentega gak hidup makanya gak rasain pahitnya dunia"
"Nah betul tuh" ujar Ucup menyetujui jawaban Aletha.
"Tumben lo pinter" sambungnya.
Aletha yang mendengarnya mendengus kesal kemudian memukul lengan Ucup dengan kuat. Membuat Ucup menjerit kesakitan.
"Aish sakit goblok" maki Ucup.
"Sorry ya, gue itu emang udah pinter dari lahir" sombong Aletha.
Mendengar ucapan Aletha yang begitu percaya diri membuat Ucup dan Deon berlagak ingin muntah.
"Gimana betul kan jawaban gue. Pasti betul dong, mana mungkin salah" Deon tersenyum lebar membuat Aletha semakin percaya diri bahkan mengibaskan rambutnya hingga mengenai wajah Ucup yang berada disampingnya.
"Buset, itu rambut apa sapu" sarkas Ucup.
Tak menghiraukan hinaan Ucup Aletha semakin tersenyum lebar membuat mereka bergidik ngeri takut kalau bibir Aletha robek karena saking lebarnya ia tersenyum.
"Maaf jawaban anda salah, silahkan coba lagi lain kali" ucapan Deon membuat senyum Aletha luntur seketika, wajahnya langsung berubah menjadi suram.
"Kurang ajar lo" Aletha memukul Deon sekuat tenaga membuat Deon hampir nyungsep ke depan.
"Bangsat lo" umpat Deon.
Ditengah aksi saling mengumpat Aletha dan Deon, salah satu teman sekelas mereka datang menghampiri mereka.
"Guys nanti malam datang ya, awas aja kalau gak pada datang gue santet satu satu" ujar Alice sambil menyodorkan beberapa undangan ulang tahunnya.
"Widih makan gratis nih nanti" celetuk Ucup dengan wajah tanpa dosa.
"Mantaplah kalau gini tenang aja lice gue pasti datang demi makanan" sahut Deon.
Alice memandang sinis kedua manusia itu, apakah ini alasan kenapa keduanya bisa menjadi sohib? Sama-sama hanya mementingkan makanan dan gratisan.
Alice menghela napas panjang, menahan kesal "Kalian berdua emang bener-bener gak ada akhlak" ucapnya sambil menyerahkan undangan terakhir pada Vira yang sedari tadi hanya diam melihat kekonyolan teman-temannya.
"Thanks" kata Vira dengan senyum yang sangat tipis. Dia menatap undangan yang dihiasi pita merah muda, khas Alice yang feminim.
"Lizi, lo bakal dateng kan kali ini?" tanya Alice sambil menatap Lizi, yang sedari tadi hanya memperhatikan pembicaraan mereka.
Lizi tersenyum tipis "Nanti gue lihat dulu"
"Aduh Liz, please deh, lo selalu gak dateng setiap ada acara kek gini. Setidaknya kali ini lo datang, kan ini acara penting gue. Kalau lo gak datang entar gue kirim santet beneran loh" ancam Alice dengan nada setengah bercanda, tapi matanya menatap serius ke arah Lizi.
Ucup yang mendengar ancaman Alice langsung menyela "Eh eh, santet kan mahal, Lice. Mending lo sediain kita makanan lebih banyak aja buat nanti malam"
Deon tertawa keras mendengar celetukan Ucup "Iya tuh, investasinya lebih bagus ke makanan. Kita lebih bahagia."
Aletha hanya melirik sinis ke arah Ucup dan Deon "Masa hidup lo cuma soal makan sama gratisan doang?"
Ucup dengan santainya menjawab "Kebahagiaan itu sederhana. Lo aja yang suka ribet"
Aletha hanya mendengus, menahan diri agar tidak memukul Ucup lagi. Sementara Alice sudah melenggang pergi ke arah teman-teman lain untuk membagikan undangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝔐𝔜 𝔓𝔯𝔦𝔫𝔠𝔢𝔰𝔰
Teen Fiction"𝙺𝚒𝚜𝚊𝚑 𝚒𝚗𝚒 𝚝𝚎𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚛𝚞𝚜𝚊𝚑𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚍𝚊𝚖𝚊𝚒 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚕𝚊𝚕𝚞" Berawal dari kecelakaan yang merenggut nyawanya.Tapi siapa sangka ia diberi kesempatan kedua, hidup untuk kedua kalinya namun d...