11

94 17 5
                                        

Lia diam setelah mendengar semuanya. Sungguh bukannya dia tak ada belas kasih lagi. Tapi kata-kata yang terucap dari wanita yang sayangnya adalah kakaknya itu benar-benar membuat darahnya mendidih. Apalagi itu masih di kawasan kampus dimana beberapa mahasiswa lain tengah memperhatikan mereka.

Dengan rangkaian kata dan ekspresi yang menunjang, nampak sekali seakan dirinyalah sosok iblis bagi sang kakak yang tengah menangis itu. Lia muak. Muak saat semua orang seakan menyalahkannya. Semua karena bagaimana ahlinya sang kakak berimprovisasi dalam segala ceritanya.

"Kenapa? Kenapa kau menghancurkan rencana pernikahanku, Lia? Aku tau kau membenciku. Tapi bagaimanapun aku adalah kakakmu..."

Lia ingin berdecih melihat wajah sedih penuh air mata itu. Tapi itu pasti akan membuatnya terlihat lebih jahat lagi.

"Berhenti membuat dirimu lebih buruk di mataku. Apa kau tak puas dengan semua yang sudah kau dapatkan? Hidupku bahkan tak pernah lebih baik dari hari terburukmu..." Ucap Lia pelan menatap datar sang kakak.

Rose menggeleng cepat seakan Lia telah mengatakan ancaman besar padanya. Sungguh, seharusnya kakaknya itu menggunakan bakatnya di industri perfilman saja, bukan untuk merusak namanya seperti ini.

"Kenapa kamu bisa melakukan in—"

"Cukup Rose!!"

Keduanya tersentak. Ah, bukan dua. Bahkan mahasiswa lain yang sedang menonton mereka pun ikut kaget mendengar suara bariton itu. Melihat seorang pria tinggi berwajah tampan maskulin dengan pakaian bak aktor pemeran CEO di drama-drama nampak berjalan ke arah dua bersaudara itu.

Rose nampak kaget. Apalagi Lia. Dia pikir kedatangan kakaknya adalah hal terburuk yang bisa terjadi. Ternyata drama hidupnya malah tambah besar saja. Dalam hati dia terus berharap Jeno cepat menyelesaikan kelasnya supaya dia bisa terselamatkan dari sana.

"T-tae... U-untuk apa kau di sini?" Tanya Rose kaget yang mendapat tatapan tajam dari Taehyung.

"Untuk menghentikan kegilaanmu merusak hidup adikmu sendiri, Rose."

Alis Lia berkerut sedangkan Rose nampak gelisah. Apa yang akan Taehyung lakukan? Membela adiknya itu lagi setelah memutuskan hubungan mereka?

Pria itupun beralih menatap Lia yang nampak menyerah di situasi mereka sekarang. Sungguh malang nasib gadis itu bagi Taehyung. Kehidupannya dihancurkan oleh segala pihak. Bahkan kehidupan barunya sekarang.

"Pergilah, Lia..."

Terdengar lebih lembut, membuat Lia makin bingung dengan sikap pria itu. Dia pikir pria itu akan datang untuk memaksanya lagi. Namun pria itu malah memintanya pergi.

"Ap—

lalu—"

Lia bingung, menatap Taehyung dan Rose bergiliran. Namun setelah mendapat keyakinan dari sorot mata Taehyung, Lia langsung berjalan pergi dengan cepat. Bukankah itu kesempatan bagus? Entah masalah itu selesai atau tidak, dan bagaimanapun hasilnya, Lia tak peduli. Intinya dia lepas dari mereka dan semua drama yang mereka buat untuknya.

Langkahnya yang cepat baru terhenti ketika melihat Jeno yang nampak berlari di ujung koridor lain ke arahnya. Jeno nampak panik bahkan ketika sudah berada di depannya.

"Kau tak apa? Apa yang terjadi? Apa yang wanita gila itu katakan?" Tanya Jeno tanpa henti yang dijawab gelengan oleh Lia. Melihat wajah Lia yang tak baik-baik saja, Jeno langsung meraih gadis itu dalam pelukan. Ya, setidaknya Lia tak terluka. Selebihnya bisa dia tanyakan nanti saja saat suasana hati sahabatnya itu lebih baik.

"Mau pulang sekarang?"

Anggukkan pelan ia terima dan tanpa menunggu lagi, mereka berjalan menuju parkiran. Keluar dari area kampus, keduanya melihat Taehyung yang juga baru mau memasuki mobilnya membuat alis Jeno berkerut.

"Dia ada disini? Kau bertemu dengannya?"

Lia mengangguk pelan.

"Dia membantuku untuk pergi. Sudah, ayo pulang,Jen..." Malas Lia tak ingin berlama disana. Kepalanya pening, belum lagi membayangkan cerita apa yang akan tercipta besok tentangnya dari anak-anak kampus lain.

Menurut, Jeno pun segera tancap gas menjalankan mobilnya kembali pulang. Sesekali ia melirik dan mengusap kepala Lia yang nampak melamun. Setidaknya menyadarkan gadis itu saja karena ia tak suka melihat sahabatnya seperti tak ada semangat hidup begitu.

"Haruskah kita memberikan peringatan pada keluargamu?"








.
.
.










Hai guys...
Maaf author baru upload mana malem2...eh subuh2 ya 😁

Hp author mendadak blank gak mau hidup, untung mas suami yg banyak tingkah macem Haechan punya rejeki lebih jadi bisa lembiru😁

Alhamdulillah...

Ditunggu lanjutannya ya 🫰

Just Wanna Be YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang