Lia tak sanggup berbicara apapun lagi. Matanya hanya berkedip tak percaya dengan yang telah terjadi. Sang kakak berada di dalam penjara sedangkan usaha milik orang tuanya ditutup mendadak dengan alasan yang aneh baginya.
Bagaimana tak aneh. Lia kenal bagaimana papa dan mamanya. Meski jarang dirumah, tapi setiap dia mengunjungi restoran milik keluarganya, ia bisa yakin akan kebersihannya. Bahkan jika tata makanan tak memenuhi standar saja papanya akan meminta sang koki memasak ulang.
Tapi bagaimana bisa saat tim pengecekan kebersihan datang semuanya berantakan seperti yang diberitakan? Sampah yang menumpuk, bahan makanan berbau bahkan ada tikus dan kecoa di area restoran. Rasanya tak mungkin jika Lia pikirkan.
"Sabotase?"
Lia melirik Jeno yang mengeluarkan pendapatnya. Jujur Lia setuju. Rasa tak terima dalam dirinya untuk membela orang tuanya tentu masih ada.
"Tapi siapa? Bukan bagaimana, tapi restoran keluarga Lia kan tak besar sekali. Istilahnya, tak bisa dihitung sebagai saingan lah. Sorry Li..."
Lia mengangguk mengiyakan ucapan Renjun. Pemuda itu benar. Restoran keluarganya itu biasa saja. Yang menjadi pelanggan sana pun hanya orang-orang yang memiliki selera makanan yang sama. Sedikit ia teringat pada kasus kakaknya dimana orang yang menjebloskannya adalah salah satu keluarga Kim.
"Kim Taehyung? Aku seperti pernah dengar nama itu..." Lirihnya namun masih bisa di dengar oleh kedua temannya. Wajahnya nampak serius berpikir namun malah nampak menggemaskan bagi Jeno dan Renjun. Jika saja ini bukan masalah besar, pasti mereka sudah mencubit gemas pipi gembil Lia yang semakin gembil saja sejak beberapa bulan belakangan tinggal dengan keluarga Lee.
"Kau kenal?"
"Ssssss....tak yakin. Tapi aku pernah dengar namanya. Dari siapa ya?"
Lia mengigit bibir mencoba mengingatnya. Gemas tak tertahan, Jeno malah mencium pipinya membuatnya kaget begitu juga dengan Renjun.
"Yaaaa...!! Lee Jeno sialan!" Teriak Renjun yang langsung memukuli Jeno dengan sepatunya sedangkan Jeno hanya mengeluh sakit sambil sesekali tertawa.
"Ampun Jun...!!"
"Kenapa kau malah mencium Lia,hah?! Dia calon adik iparmu,bodoh!"
"Aku gemas. Aku juga sering mencium mamaku kalau gemas..." Belanya lalu Renjun menghentikan pukulannya. Lelah dia itu dengan tingkah random Jeno yang bisa muncul mendadak. Lia? Anak itu hanya mengusap pipinya kaget sambil menggeleng pelan. Sebenarnya ia tahu Jeno itu mudah gemas dengan orang sekitarnya. Bahkan dengan adiknya. Jika saja gengsinya tak tinggi tentunya.
Menoleh, Jeno memeluk Lia dari samping dengan gemas.
"Sorry Li. Kamu terlalu menggemaskan. Rasanya sampai ingin gigit—
—aduh...!! Jun...!!"
Jeno meringis saat kepalanya dipukul Renjun lagi.
"Manusia itu. Enak saja gigit-gigit..." Ucap Renjun jengah.
Keributan keduanya berlanjut sementara alis Lia mulai berkerut melihat keduanya. Bukan hal baru mereka ribut. Tapi entah mengapa mengingatkannya pada sesuatu. Keributannya dan sang kakak. Bukan rindu, tapi...
"Kim Taehyung!"
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Wanna Be Yours
FanfictionUsia bukan penghalang. Itu yang pemuda itu selalu ingat. Tentu saja motto hidup itu baru tercipta dan hanya berlaku dalam hal percintaannya saja pada sang senior idamannya, Lia.